Pertumbuhan Tabungan Orang Kaya Melambat, tapi Tabungan Rp 100 Juta Meningkat
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan tabungan orang kaya, yakni simpanan dengan nominal di atas Rp 5 miliar bertumbuh 6,79% secara tahunan (yoy) per Agustus 2023. Namun, angka tersebut menurun sedikit bila dibanding bulan Juli yang sebesar 7,69% yoy.
Ketua Dewan Komisioner (DK) LPS Purbaya Yudhi Sadewa memandang penurunan ini terjadi karena sebagian besar telah menggunakan uang mereka sendiri untuk memperluas bisnisnya. Maka dari itu, pertumbuhan tabungan telah melambat. “Trennya yang [tabungan] di atas Rp 5 miliar cenderung menurun, kita asumsikan sebagian besar adalah perusahaan. Kelihatannya mereka juga sedang bisnisnya atau pakai uang sendiri untuk ekspansi bisnis sehingga tabungannya pertumbuhannya cenderung melambat,” kata Purbaya saat agenda Konferensi Pers Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan LPS, Jumat (29/9/2023).
baca juga :
Di samping itu, pertumbuhan tabungan di bawah Rp 100 juta telah meningkat sedikit sebesar 3,87% yoy. Purbaya mengatakan, pertumbuhan tabungan tersebut telah mengalami titik terendahnya di bulan April dengan pertumbuhan minus 8,5% yoy.
Dengan perlambatan pertumbuhan tabungan orang 'tajir' yang melambat dan pertumbuhan tabungan Rp 100 juta telah meningkat, Purbaya menyebut ini berasal dari pergerakan ekonomi. "Kelihatannya pergerakan ekonomi, mulai terasa manfaatnya di jumlah penabung besar tadi. Sehingga mereka bisa nabung lebih banyak," jelasnya.
Pada bulan Agustus 2023, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Indonesia. Menurut laporan terbaru, pertumbuhan DPK mencapai 6,24% year-on-year (yoy). Angka ini mencerminkan pemulihan yang kuat dalam sektor keuangan domestik setelah periode ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi global.
Peningkatan ini menunjukkan keyakinan yang semakin meningkat dari masyarakat dalam menyimpan dan menginvestasikan uang mereka melalui berbagai instrumen perbankan seperti tabungan dan deposito. Selain itu, peningkatan DPK juga dapat disebabkan oleh tingkat suku bunga yang relatif stabil dan kompetitif, yang mendorong masyarakat untuk menabung di perbankan.
Pemerintah dan otoritas keuangan terus mendukung langkah-langkah yang memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, termasuk melalui regulasi yang transparan dan inisiatif untuk meningkatkan literasi keuangan.
Dalam jangka panjang, pertumbuhan DPK yang berkelanjutan akan memberikan sumber daya yang lebih besar bagi sektor keuangan dalam mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur, investasi bisnis, dan sektor riil secara keseluruhan. Hal ini juga berpotensi mendorong pengembangan produk dan layanan keuangan yang lebih inovatif dan inklusif bagi masyarakat.
Meskipun terdapat tantangan dan risiko yang harus dihadapi, harapan adalah bahwa pertumbuhan DPK yang kuat akan terus berlanjut, menjaga stabilitas sistem keuangan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
video terkait :