Konflik Paniai: Realitas di Lapangan, Masyarakat Menyanggah Klaim OPM tentang Zona Perang
RedaksiBali.com – Masyarakat tentang konflik Paniai, Papua Tengah, menepis klaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyatakan wilayah mereka sebagai zona perang dengan TNI-Polri. Thomas Tebai, seorang tokoh pemuda setempat, menyoroti bahwa klaim tersebut tidak mencerminkan kondisi sebenarnya dan hanya menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Pada tanggal 10 April 2024, insiden penembakan yang menewaskan Dandim 1703-04/Aradide, Letda Oktovianus Sogolrey, terjadi di Paniai. Sebagai tanggapan, OPM mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, sementara kepolisian menyatakan bahwa kasus penikaman tukang ojek di Pelabuhan Aikai beberapa hari kemudian dilakukan oleh kelompok orang tak dikenal (OTK).
Namun, Thomas menegaskan bahwa meskipun terjadi insiden-insiden tersebut, kondisi di Paniai masih relatif aman. Masyarakat, bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Paniai, telah melakukan langkah preventif dengan mendatangi pejabat setempat untuk meminimalisir potensi gangguan sosial.
Meskipun OPM mengklaim adanya penambahan pasukan militer dan eksodus penduduk setempat, Thomas menyangkal hal tersebut. Menurutnya, kegiatan ekonomi dan sosial di Paniai berlangsung seperti biasa tanpa adanya indikasi meningkatnya ketegangan atau pergerakan besar-besaran dari pihak militer.
Penting untuk dicatat bahwa, meskipun peningkatan patroli oleh aparat keamanan terlihat, hal tersebut bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, bukan sebagai respons terhadap klaim OPM tentang zona perang. Thomas dan masyarakat setempat telah meminta pertemuan dengan otoritas militer dan kepolisian setempat untuk mendapatkan penjelasan langsung mengenai situasi keamanan.
Menanggapi klaim OPM, Kapendam Cenderawasih, Letkol Candra Kurniawan, menegaskan bahwa tidak ada penambahan atau pengerahan pasukan militer di Paniai. Upaya TNI dan Polri saat ini difokuskan pada pengejaran dan penangkapan pelaku penembakan Letda Oktovianus, bukan untuk memperluas konflik.
Mayor Jenderal Nugraha Gumiliar dari Mabes TNI menegaskan bahwa fokus TNI dan Polri adalah menangkap pelaku kejahatan, bukan memperluas konflik di Paniai. Klaim OPM tentang zona perang di Paniai ditanggapi dengan tegas bahwa upaya penegakan hukum dan keamanan akan terus dilakukan.
Dengan demikian, walaupun terdapat klaim konflik dari pihak tertentu, situasi di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Paniai tetap berupaya menjaga kedamaian dan stabilitas wilayahnya. Langkah-langkah pencegahan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan bertujuan untuk memastikan keamanan serta kesejahteraan masyarakat setempat.