Hubungan InternasionalInternasionalPolitik Internasional

AS Ancam Arab Saudi: Pengakuan Negara Israel sebagai Syarat

RedaksiBali.com – Amerika Serikat (AS) mengeluarkan ancaman kepada Arab Saudi terkait perjanjian pertahanan dan pengakuan terhadap negara Israel. Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menyatakan bahwa AS tidak akan menandatangani perjanjian pertahanan dengan Arab Saudi kecuali jika negara itu secara resmi mengakui Israel.

Riyadh sebelumnya telah menyatakan kesiapannya untuk mengakui Israel, namun dengan syarat Israel juga setuju untuk bekerja menuju pembentukan negara Palestina merdeka. Namun, kemajuan menuju normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel masih terhenti.

baca juga ….

Kampanye “Banyak Anak”, India Jadi Negara Berpenduduk Terbanyak di Dunia

Putin Teken Doktrin Nuklir Baru: Rusia Siap Gunakan Senjata Nuklir untuk Lindungi Kedaulatan

Taman Okobu Tokyo Jadi Ibu Kota Seks Asia, Cerminan Krisis Ekonomi Jepang

Biden Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan ATACMS

Perjanjian yang diusulkan akan membuat AS dan Arab Saudi menjalin aliansi formal, dengan AS membantu program nuklir sipil Saudi sebagai imbalan atas pemutusan hubungan ekonomi dengan China.

Sullivan menegaskan bahwa kesepakatan tersebut tidak mungkin tercapai tanpa Pengakuan Negara Israel. Ia menyatakan bahwa visi terbaik adalah kesepakatan bilateral antara AS dan Arab Saudi yang didukung oleh normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, sambil memberikan langkah-langkah bermakna bagi rakyat Palestina.

Kebijakan luar negeri AS, terutama dalam mendukung normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab, merupakan prioritas yang diteruskan oleh pemerintahan Joe Biden. Namun, perang di Gaza telah menghentikan negosiasi sejak Oktober lalu.

Meskipun Riyadh menyatakan kesiapannya untuk normalisasi dengan Israel, Arab Saudi menekankan pentingnya adanya jalan yang jelas menuju kemerdekaan Palestina, yang dianggap sebagai syarat tidak terpenuh oleh Israel. Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan bahwa "perlu ada jalan menuju negara Palestina" yang "kredibel dan tidak dapat diubah."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *