Egianus Kogoya dan Hilangnya Pilot Susi Air: OPM Papua Menebar Ancaman dan Bantahan
RedaksiBali.com – Hingga saat ini, Egianus Kogoya, yang diketahui sebagai pemimpin Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), bersama dengan Philips Max Marten, pilot Susi Air, masih menghilang tanpa jejak. Sementara itu, Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus menyebarkan ancaman dan bantahan terkait situasi di lapangan, terutama setelah beberapa anggotanya berhasil ditangkap oleh TNI-Polri.
Hilangnya Egianus Kogoya dan Pilot Susi Air
Sejak beredarnya video ancaman yang mengindikasikan eksekusi terhadap pilot Susi Air, Philips Max Marten, Egianus Kogoya menghilang tanpa kabar. Ketidakpastian ini menambah ketegangan di Papua, terutama di kalangan keluarga dan rekan-rekan Marten. Di tengah situasi ini, OPM sibuk menebar ancaman terhadap pihak yang dianggap sebagai mata-mata dan membantah klaim-klaim yang beredar mengenai penangkapan anggotanya.
Penangkapan dan Bantahan OPM
TNI-Polri beberapa waktu lalu berhasil menangkap Anan Nawipa, yang mengaku sebagai anggota TPNPB OPM. Anan Nawipa diduga terlibat dalam penembakan yang menewaskan Lettu (anumerta) Oktovianus Sogalrey, Danramil 1703-4/Aradide. Dalam pemeriksaan, Anan mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut dan mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kelompok KKB yang dipimpin oleh Osea Satu Boma.
Namun, klaim Anan dibantah oleh Brigjen Matius Gobay, pimpinan TPNPB Pangkodap XIII Kegepanipo Paniai. Dalam sebuah video di akun Facebooknya, Brigjen Gobay menegaskan bahwa Anan bukanlah anggota TPNPB. Ia menyatakan, “Dalam kelompok kami tidak ada nama Anan, karena setelah saya cek beberapa di 9 struktur hingga beberapa pos lainnya menemui nama Anan.”
Ancaman dan Tindakan Kekerasan OPM
Seiring dengan hilangnya Egianus Kogoya, OPM terus menyebarkan ancaman dan melakukan aksi kekerasan. Salah satu insiden adalah penganiayaan terhadap Efrahim Gobai alias Elgo Gobai, kepala desa Paniai, oleh anggota TPNPB OPM kelompok Kodap Intan Jaya di bawah pimpinan Undius Kogoya. Elgo Gobai ditangkap di rumahnya sendiri karena dianggap sebagai mata-mata TNI/Polri dan ditemukan memiliki barang-barang mencurigakan seperti laptop dan dua buah HT.
Selain itu, OPM juga menembak seorang penjual air galon yang diduga sebagai mata-mata dan membakar sekolah di Intan Jaya karena sering didatangi oleh TNI/Polri. Aksi kekerasan ini menciptakan ketakutan dan ketidakpastian di kalangan warga sipil.
Pengakuan dan Sumpah Setia Mantan Anggota OPM
Di tengah situasi yang tegang, ada perkembangan positif pada Senin, 13 Mei 2024. Sebanyak 29 warga Papua, yang merupakan mantan anggota OPM, mengucapkan sumpah setia kepada NKRI. Pengucapan sumpah ini dilakukan di halaman Pos Aimasa Satgas Yonif 133/YS, Kampung Aimasa, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Mereka mengaku sebelumnya dipaksa bergabung dengan OPM dan kini memilih untuk kembali ke pangkuan NKRI.
Situasi di Papua masih penuh dengan ketegangan dan ketidakpastian, terutama dengan hilangnya Egianus Kogoya dan pilot Susi Air, Philips Max Marten. OPM terus menyebarkan ancaman dan melakukan tindakan kekerasan, sementara pihak TNI-Polri berupaya mengendalikan situasi dengan penangkapan dan penegakan hukum. Di sisi lain, ada harapan dengan kembalinya mantan anggota OPM yang setia kepada NKRI, menunjukkan bahwa solusi damai masih mungkin untuk dicapai.