Israel dan Konflik Gaza: Indonesia Mengecam Agresi Militer Israel di Rafah
RedaksiBali.com – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengeluarkan pernyataan keras mengecam Agresi Militer Israel yang dilakukan di kota Rafah, Palestina. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui akun Twitter resmi @Kemlu_RI pada Rabu (8/5/2024), Kemlu RI menegaskan bahwa tindakan Israel merupakan puncak kejahatan terhadap kemanusiaan.
Menurut Kemlu RI, segala upaya pemindahan paksa atau pengusiran warga Palestina, termasuk di Rafah, tidak dapat diterima karena dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan yang serius. Tindakan semacam itu melanggar hak asasi manusia dan memicu penderitaan bagi warga sipil yang tidak berdosa.
Pemerintah Indonesia juga menyuarakan pentingnya mewujudkan gencatan senjata permanen di wilayah Gaza. Upaya ini diharapkan dapat mengakhiri siklus kekerasan yang berkepanjangan dan membuka akses bagi bantuan kemanusiaan kepada warga yang membutuhkan.
Kemlu RI juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertindak tegas dalam menghentikan Agresi Militer Israel dan mencegah terjadinya bencana kemanusiaan yang lebih besar. Komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, diharapkan dapat merespons dengan cepat dan efektif untuk menghentikan kekerasan yang terus berlangsung.
Sebelumnya, Israel telah melakukan mobilisasi pasukan, termasuk penggunaan tank, untuk melakukan agresi darat di Rafah. Alasan yang diberikan oleh Israel adalah untuk menghancurkan kelompok Hamas yang berkuasa di wilayah tersebut.
Konflik di Gaza telah berlangsung sejak Oktober 2023, dimulai setelah serangkaian serangan yang dilakukan oleh Hamas yang menyebabkan korban jiwa di Israel. Namun, serangan Israel dalam skala besar telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi penduduk Gaza, dengan ribuan jiwa yang tewas dan terluka, termasuk banyak di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Dalam konteks ini, Indonesia bersama komunitas internasional terus berupaya untuk mencari solusi damai dan mengakhiri konflik yang telah berkepanjangan di kawasan Gaza.