Rakernas PDI-P Diselimuti Amarah: Prediksi Menjadi Oposisi Prabowo
RedaksiBali.com – Rakernas V PDI-P yang digelar di Ancol, Jakarta, mencerminkan suasana penuh amarah di antara para petinggi partai. Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, memberikan analisis mendalam tentang kondisi ini dan kemungkinan masa depan PDI-P pasca Pilpres 2024.
Tiga Faktor Penyebab Amarah
Jamiluddin mengidentifikasi tiga faktor utama yang mengindikasikan adanya amarah di Rakernas V PDI-P:
- Semangat Reformasi Melawan Kekuasaan Gelap
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dengan tegas menyatakan bahwa Rakernas kali ini diselenggarakan dengan semangat reformasi untuk melawan sisi gelap kekuasaan. Pernyataan ini mencerminkan luka yang masih dirasakan PDI-P pasca Pilpres 2024. Luka tersebut, menurut Jamiluddin, kemungkinan akan diwujudkan dalam bentuk perlawanan terhadap rezim yang berkuasa.
- Simbolisme Obor Abadi Mrapen
Acara Rakernas diawali dengan membawa obor abadi Mrapen dari Gobokan, Jawa Tengah, ke Beach City International Stadium Ancol, Jakarta. Obor ini melambangkan api perjuangan dan ajakan bagi kader PDI-P untuk mengatasi ego dan ambisi kekuasaan. Ini juga dianggap sebagai sindiran terhadap kader yang dinilai terlalu ambisius dalam mengejar kekuasaan.
- Puisi “Banteng Yang Terluka”
Puisi berjudul “Banteng Yang Terluka” karya Ketua DPP PDI-P Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, juga mencerminkan amarah dan sindiran terhadap penguasa. Puisi ini mengingatkan kader PDI-P untuk tidak menjadi pengecut dan pengkhianat, menegaskan adanya ketegangan dan kekecewaan dalam tubuh partai.
Prediksi PDI-P Menjadi Oposisi
Berdasarkan analisis Jamiluddin, kecil kemungkinan PDI-P akan berkoalisi dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Aroma amarah yang tercium dalam Rakernas V mengindikasikan bahwa PDI-P mungkin akan memilih jalur oposisi. Jamiluddin memprediksi bahwa suasana batin kader dan petinggi PDI-P cenderung mendukung posisi oposisi.
Sejumlah kader PDI-P, termasuk Joko Widodo, yang diduga mendukung pasangan Prabowo-Gibran, serta Gibran dan Bobby Nasution yang berpindah kubu, menambah kompleksitas situasi ini. Pindahnya beberapa tokoh penting PDI-P ke kubu 02 menunjukkan adanya perpecahan internal yang mendalam.
Konklusi
Rakernas V PDI-P menjadi ajang ekspresi amarah dan kekecewaan para kader partai terhadap situasi politik pasca Pilpres 2024. Dengan berbagai simbol dan pernyataan yang menandai ketidakpuasan, PDI-P tampaknya akan memilih jalan oposisi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Langkah ini sejalan dengan semangat reformasi dan perjuangan yang diusung oleh partai.