Faisal Basri Ungkap Empat Sumber Pendapatan Potensial untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
RedaksiBali.com – Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, mengungkapkan bahwa Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, memiliki setidaknya empat sumber pendapatan potensial atau ‘pohon uang’ yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan program ambisius pemerintahan Prabowo-Gibran. Salah satu dari sumber ini bahkan telah dibocorkan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
- Windfall Profit Tax untuk Komoditas Batu Bara
Faisal Basri menyarankan negara untuk memungut windfall profit tax dari komoditas batu bara. Menurutnya, opsi ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen. “Kalau kita menaikkan PPN jadi 12 persen, paling nambah Rp50 triliun, tapi kalau kita pungut windfall tax Rp250 triliun kita bisa dapat,” ujarnya dalam sebuah diskusi publik di Jakarta Selatan.
Pada tahun 2022, penerimaan negara dari ekspor mineral, terutama batu bara, mencapai Rp1.000 triliun. Jika dikenakan windfall tax profit sebesar 25 persen, negara bisa memperoleh tambahan pendapatan hingga Rp250 triliun.
- Tata Kelola BUMN
Faisal juga menyoroti tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurutnya, lebih dari 90 persen keuntungan perusahaan pelat merah hanya ditopang oleh 10 BUMN. Sementara itu, pemerintah terus menggelontorkan penyertaan modal negara (PMN) yang jumlahnya besar. Misalnya, Menteri BUMN Erick Thohir baru-baru ini mengusulkan PMN sebesar Rp44,24 triliun untuk 16 BUMN pada tahun 2025.
"Kontribusi dividen dan pemberian PMN praktis membuat kontribusi buat negara menjadi kecil sekali," kritik Faisal mengenai tata kelola BUMN yang dianggapnya kurang efisien.
- Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Sumber pendapatan potensial ketiga adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Faisal Basri menekankan pentingnya menambal kebocoran yang terjadi untuk meningkatkan pendapatan negara. Ia mencontohkan kasus ekspor ilegal bijih nikel yang menyebabkan negara kehilangan pendapatan.
"Misalnya, penyelundupan yang hilang itu 5,6 juta ton bijih nikel diekspor ilegal tanpa membayar royalti. Illegal mining dan berbagai aktivitas ilegal lainnya juga menjadi sumber penerimaan negara yang hilang," tegasnya.
- Subsidi yang Tepat Sasaran
Faisal juga menyoroti masalah subsidi yang selama ini dianggap tidak tepat sasaran. Ia menekankan bahwa ketidaktepatan alokasi subsidi terjadi di berbagai sektor, mulai dari bahan bakar minyak (BBM) hingga pupuk.
Empat 'pohon uang' yang diungkapkan oleh Faisal Basri, yakni windfall profit tax untuk komoditas batu bara, perbaikan tata kelola BUMN, optimalisasi PNBP, dan penyaluran subsidi yang tepat sasaran, dapat menjadi sumber pendapatan potensial bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. Dengan mengoptimalkan sumber-sumber ini, pemerintah diharapkan dapat menjalankan program-program ambisius yang telah direncanakan.