Internasional

Israel mengambil alih Gaza setelah Perang : Memperjelas Miskonsepsi dan Memahami Situasi

RedaksiBali.com – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, baru-baru ini menyatakan Israel mengambil alih Gaza setelah perang. Namun, pernyataan ini perlu diperjelas dan dipahami lebih mendalam.

1. Konteks Rencana Pascaperang

Gallant menegaskan bahwa setelah perang, Hamas tidak akan mengendalikan Gaza, dan Israel mengambil alih Gaza kendali militer, bukan sipil. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah yang telah diambil di Tepi Barat.

2. Kebebasan Operasi Militer

Gallant memberi contoh kebebasan operasi militer dengan merujuk pada insiden di Jenin, di mana pasukan Israel yang menyamar melakukan tindakan militer tingkat tinggi, namun tanpa kendali sipil. Ini adalah upaya untuk memastikan kendali militer tanpa tanggung jawab terhadap penduduk sipil.

3. Keprihatinan Internasional

Meskipun Gallant ingin menghindari tanggung jawab negara pendudukan, pernyataan ini menuai kekhawatiran terkait dengan kepatuhan terhadap hukum kemanusiaan internasional (IHL). Israel seharusnya memastikan standar kesehatan, kebersihan, serta makanan dan perawatan medis bagi penduduk di bawah pendudukan.

baca juga ….

Israel Serang Jemaah Palestina Saat Idul Adha di Al-Aqsa, Tepi Barat, dan Gaza

Potensi Terhambat Rencana TNI Kirim Pasukan ke Gaza Oleh Negara Pemilik Hak Veto

Serangan Israel di Kamp Pengungsi Gaza: Korban Jiwa Meningkat Menjadi 274 Orang

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza, 32 Tewas Termasuk Anak-anak

4. Kontroversi Pengusiran Paksa

Sejumlah pejabat Israel menyatakan sikap berbeda terkait pengusiran paksa 2,3 juta warga Palestina di Gaza. Sebuah konferensi dihadiri oleh 12 menteri dan 18 anggota parlemen menyoroti niat untuk mempromosikan pengusiran paksa dan membangun pemukiman Yahudi di wilayah tersebut.

5. Sejarah Pemukiman dan Evakuasi

Sebelumnya, pada tahun 2005, Perdana Menteri Ariel Sharon memerintahkan pembongkaran blok pemukiman Gush Katif dan evakuasi pemukim Yahudi dari Gaza.

Kesimpulan

Pernyataan Yoav Gallant menciptakan keraguan dan perlu pemahaman lebih lanjut. Meskipun rencana pascaperang disebutkan, tanggung jawab terhadap penduduk sipil dan kepatuhan terhadap standar kemanusiaan internasional harus menjadi fokus perhatian global. Sejarah pemukiman dan evakuasi sebelumnya juga memberikan konteks penting terhadap situasi ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *