Megawati Hangestri Pertiwi, Bintang Voli Indonesia yang Bikin Media Korea Heboh soal Gaji Pemain
RedaksiBali.com – Sudah bukan rahasia lagi kalau Liga Voli Korea Selatan, khususnya di divisi putri, punya aturan gaji yang cukup unik dan kontroversial. Pemain asing dan pemain kuota Asia seperti diperlakukan dengan “kasta” yang berbeda. Nah, hal ini mencuat lagi gara-gara nama Megawati Hangestri Pertiwi, atlet voli andalan Indonesia yang jadi sorotan selama dua musim terakhir bareng Daejeon JungKwanJang Red Sparks.
Sistem Gaji Liga Voli Korea: Adil atau Berat Sebelah?
Di Liga Voli Korea, pemain asing baru biasanya dapat gaji 250 ribu dolar AS (sekitar Rp 4,05 miliar). Kalau mereka udah lebih dari satu musim, angka ini naik jadi 300 ribu dolar AS (sekitar Rp 4,87 miliar). Gokil, kan? Tapi beda cerita kalau kamu masuk kategori pemain kuota Asia.
Sebelum Januari 2024, pemain kuota Asia cuma dapat 100 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,62 miliar) di musim pertama dan kedua. Tapi untungnya, setelah ada keputusan dari dewan direksi Federasi Bola Voli Korea (KOVO), angka itu naik jadi 120 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,94 miliar) untuk musim pertama, dan 150 ribu dolar AS (sekitar Rp 2,43 miliar) untuk musim kedua atau lebih.
Megawati Hangestri Pertiwi: Lebih dari Sekadar Pemain Kuota Asia
Meski masuk kategori pemain kuota Asia, Megawati nggak bisa disamakan begitu aja dengan pemain lain. Skill-nya nggak main-main, bahkan media Korea sampai bilang kalau ekspektasi terhadap Megawati itu setara dengan pemain asing. Dia nggak cuma ikut meramaikan liga, tapi bener-bener mendominasi dengan permainannya yang luar biasa.
Menurut laporan Segye yang dikutip dari BolaSport.com, Megawati saat ini menerima gaji sebesar 150 ribu dolar AS (sekitar Rp 2,43 miliar). Angka ini sesuai aturan baru KOVO untuk pemain kuota Asia yang sudah bermain lebih dari satu musim. Tapi kalau dibandingkan dengan pemain asing, jumlah itu masih cuma setengahnya. Wajar aja kalau banyak yang bilang ini nggak adil.
Red Sparks: Tim Beruntung yang Punya Megawati
Daejeon JungKwanJang Red Sparks jelas jadi salah satu tim paling beruntung di Liga Voli Korea. Selama dua musim, Megawati berhasil membawa tim ini bersaing di papan atas. Nggak sedikit yang mengakui kalau Red Sparks bisa jadi nggak akan sekuat ini tanpa Megawati di lini serang.
Hal ini memicu perdebatan di kalangan fans dan pengamat voli. Banyak yang bilang kalau pemain seperti Megawati layak dapat gaji setara pemain asing. Apalagi, kontribusinya untuk tim nggak bisa dipandang sebelah mata.
baca juga:
Media Korea Ikut Angkat Bicara
Bukan cuma fans Indonesia yang bangga sama Megawati, media Korea pun ikut angkat topik soal perbedaan gaji ini. Mereka menyebut bahwa sistem gaji Liga Voli Korea seharusnya lebih fleksibel dan mempertimbangkan performa pemain, bukan cuma kategori pemain asing atau kuota Asia.
Beberapa media bahkan terang-terangan bilang kalau Megawati layak dapet penghargaan lebih, baik itu dalam bentuk gaji maupun pengakuan. Hal ini jadi perhatian karena jarang ada pemain kuota Asia yang mendominasi liga seperti Megawati.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Kisah Megawati?
Kisah Megawati di Liga Voli Korea memberikan pelajaran penting, terutama soal bagaimana skill dan kerja keras seharusnya dihargai secara adil. Ini juga jadi motivasi buat atlet-atlet muda Indonesia lainnya untuk nggak takut bermimpi besar dan bersaing di kancah internasional.
Dengan performanya yang konsisten dan mental juara, Megawati membuktikan bahwa atlet Indonesia punya kemampuan untuk bersaing di level tertinggi. Dan semoga aja, di masa depan, sistem gaji di Liga Voli Korea bisa lebih menghargai kontribusi pemain seperti Megawati.