Memperkokoh Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Anggota BP MPR RI I G.N. Kesuma Kelakan Dengar Pendapat Masyarakat Adat di Nyambu-Tabanan
REDAKSIBALI.COM – Anggota Badan Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (BP MPR RI) I G.N. Kesuma Kelakan, S.T., M.Si dalam acara Dengar Pendapat Masyarakat di desa Nyambu , kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan, Bali, hari Minggu (24/1/2021) mengungkapkan bahwa Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia serta merupakan ciri khas yaitu membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain.
Dalam acara yang bertemakan ‘Peran Desa Adat dalam Memperkokoh Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika’ tersebut I G.N. Kesuma Kelakan menegaskan di Bali Peran Desa adat sangat dibutuhkan dalam situasi bangsa saat ini, salah satunya adalah para pemuda atau sekaa teruna teruni sebagai generasi penerus yang akan menjaga adat istiadat warisan dari leluhur kita.
Menurut Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini, jika mengaitkannya terhadap Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, di alam prinsip Pancasila tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan agama, ras, warna kulit atau budaya. Jika terus kita memegang prinsip ini, Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat gotong royong akan terus ada. Dengan demikian generasi emas yang kita impikan pada tahun 2045 dengan profil kemandirian, kreatif dan inovatif, kompeten bisa diwujudkan.
- Suasana acara Dengar Pendapat Masyarakat di desa Nyambu , kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan, Bali, hari Mainggu (24/1/2021) yang dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan dalam penanganan Covid-19
Acara Dengar Pendapat Masyarakat yang dihadiri tokoh adat, tokoh masyarakat , dan tokoh pemuda desa Nyambu dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Pada kesempatan itu I G.N. Kesuma Kelakan yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali periode 2003-2008 ini mengingatkan secara sosial masyarakat Bali dikenal sebagai masyarakat komunal dengan semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
“Kemanusiaan bagi orang Bali berkaitan dengan interaksi komunal-gotong-royong yang dalam rumusan Bung Karno termasuk kedalam Eka Sila. Pada hakikatnya, masyarakat Bali menyadari Swadharma hidup bersama di dalam dunia, selain mengakui adanya diri sendiri, manusia juga mengakui adanya orang lain,” ungkapnya.(GR)