Kapasitas Air Bersih Bali Bertambah Hampir Separuh
Danu Kerti Buleleng dan Bendungan Sidan akan menambah setidaknya 45 persen kapasitas PDAM di Bali.
Membangun satu bendungan itu lebih mulia dari menggali seratus sumur. Kata-kata bijak itu disitir oleh Gubernur I Wayan Koster, ketika menyampaikan laporannya pada peresmian Bendungan Danu Kerti Buleleng di Bali, pada Kamis, 2 Februari lalu. Nama Danu Kerti Buleleng itu sendiri disematkan, atas persetujuan Presiden Joko Widodo, untuk menggantikan nama Tamblang, yang sebelumnya telah disiapkan.
Danu Kerti, menurut Wayan Koster, berarti penghormatan pada sumber-sumber air suci dari tanah pegunungan. Bendungan itu memang dimaksudkan untuk memberikan penghormatan pada air yang mengalir dari lereng perbukitan Kintamani, Buleleng, Bali Utara, agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan.
Bendungan dengan area genangan seluas 29,8 hektare (ha) itu mampu menampung 5,1 juta m3 air. Yang dibendung ialah Tukad (Sungai) Daya, sungai terpenting di Bali Utara dengan panjang 21 km yang berhulu di Kintamani dan bermuara di Denpasar, Bali Selatan. Outputnya, 588 ha sawah akan menerima pengairan dari bendungan ini, dan air baku sebanyak 510 liter per detik bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Sebagian air yang lain akan dialirkan melalui terowongan bawah tanah sepanjang ratusan meter, untuk memutar turbin di mesin mikrohidro, dan membangkitkan listrik sebesar 540 KW (0,54 MW). Dari terowongan, air akan dikembalikan ke badan Tukad Daya, menjaga agar debit sungai berada di kisaran normal di sepanjang tahun.
Dalam sambutannya saat meresmikan Bendungan Danu Kerti, Presiden Joko Widodo menekankan arti penting bendungan itu. Yakni, selain memberikan dampak ekonomi yang nyata, bisa juga menjadi bagian dari ikhtiar konservasi air dan tata kelola air, agar sumber daya air bisa dimanfaatkan secara lestari berkelanjutan.
Biaya pembangunan waduk ini sekitar Rp820 miliar, dari anggaran pusat melalui Kementerian PUPR, dan dikerjakan sejak 2018. ‘’Hendaknya segenap masyarakat dan utamanya pemda, baik pemkab maupun pemprov, bisa ikut menjaga dan merawatnya,’’ ujar Presiden Jokowi.
Dari sisi pengadaan air bagi untuk PDAM, Bendungan Danu Kerti Buleleng ini akan memberikan sumbangan yang signifikan untuk Pulau Bali yang selalu kehausan. Dengan luas wilayah 5.700 km2 yang dihuni 4,3 juta penduduk, Bali selalu dalam bayang-bayang krisis air bersih.
Permintaan akan air bersih terus meningkat, baik untuk permukiman maupun industri pariwisata. Sebagian mereka masih menyedot air tanah. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, pada 2019 seluruh produksi air bersih PDAM di Bali mencapai 120 juta m3 (sekitar 4 m3 per detik). Konsumsi terbesar di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Tabanan yang merupakan daerah padat penduduk dan sekaligus destinasi wisata.
Tingkat konsumsi air pada sarana niaga dan industri (terutama wisata) mencapai sekitar 30 persen dari keseluruhan. Yang terbesar, masih untuk konsumsi rumah tangga.
Kebutuhan akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Sebelum terpangkas oleh serbuan pandemi Covid-19, wisatawan asing yang datang ke pulau Dewata ini mencapai 6,3 juta setahun dan sekitar 10,5 juta wisatawan domestik dengan tren yang terus meningkat.
Memasuki tahun 2023, arus kunjungan wisatawan telah menunjukkan tren pemulihan. Antisipasi perlu dilakukan. Sumber daya air di Pulau Bali terbatas. Menyedot air tanah hampir tidak mungkin lagi.
Desalinasi air laut bisa saja. Meski lazim dilakukan, desalinasi dengan metode reverse osmosis itu masihlah mahal, dengan harga jual 3 hingga 4 kali lipat dari harga PDAM. Bendungan Danu Kerti ini berpotensi menambah produksi air bersih PDAM sekitar 12 persen. Krisis air bersih masih mungkin terjadi.
Toh, Danu Kerti Buleleng bukanlah bendungan terakhir yang akan diselesaikan di era Pemerintahan Presiden Jokowi. Di kawasan perbukitan Bali bagian tengah, persis di perbatasan Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar, kini sedang dikebut penyelesaian pembangunan Bendungan Sidan, dalam skala yang lebih besar dari Danu Kerti.
Dam Sidan ini membendung Tukad Ayung, sungai yang terpanjang di Bali (68 km). Cakupan daerah aliran sungai (DAS)-nya mencapai 300 km2 dengan belasan anak sungai. Ukurannya sedikit di bawah DAS Ciliwung di Jakarta-Bogor yang mencapai 380 km2.
Meski tak segalak Ciliwung, dalan kondisi cuaca ekstrem Sungai Ayung ini bisa mendatangkan banjir dengan debit 400 m3 per detik. Bendungan Sidan itu sendiri dibangun di atas lahan 82,7 hektare di sebuah area perbukitan.
Sebuah tembok urukan tanah, kokoh, berlapiskan beton kedap air, sepanjang 185 meter dibangun dengan merentang di antara dua kaki bukit. Tebal tembok beberapa puluh meter di bagian bawah, dan 8,5 meter di bagian atasnya. Tingginya hampir 60 meter.
Bendungan Sidan ini mampu menampung 3,85 juta m3 air. Melalui terowongan sepanjang 453 m, sebagian air dam akan digunakan memutar turbin listrik dan menghasilkan 0,65 MW. Air tersebut selanjutnya akan kembali ke badan sungai untuk menjaga debit sungai tetap normal.
Sedangkan sebagian air yang lain, yakni sebanyak 1,75 m3 per detik, akan dialirkan lewat saluran yang berbeda guna memenuhi kebutuhan air baru. Kali ini, tak ada alokasi untuk air irigasi.
Prioritasnya memang untuk pemenuhan air bersih. Apa boleh buat, kebutuhan air rumah tangga (domestik) dan industri pariwisata terus meningkat. Utamanya, di Kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Serbagita). Pasokan air baku 1,75 m3 per detik itu setara dengan penambahan 35 persen dari produksi air PDAM se-Bali pada 2019.
Proyek bendungan Sidan ini dikerjakan oleh kontraktor konsorsium PT Brantas Adipraya (Persero), biayanya Rp809 miliar. Konstruksinya per Januari 2023 mencapai 85 persen selesai. Targetnya, bendungan ini akan dirampungkan dan mulai beroperasi sebelum akhir 2023.
Bendungan Danu Kerti Buleleng dan Sidan ini adalah bagian dari 65 target Presiden Jokowi dalam masa pemerintahannya. Danu Kerti sendiri adalah bendungan ke-32 yang diresmikannya, dan ada 13 unit lainnya yang masih dikerjakan dengan target penyelesian pada 2023 atau 2024.
Satu di antaranya adalah Bendungan Sidan di Bali itu. Ke-12 lainnya adalah Bendungan Kareuton di Aceh, Rukoh (Aceh), Lau Simeme (Sumut), Karian (Banten), Cipanas dan Leuwikeris (Jabar), Jelantah (Jateng), Sepaku Semoi (IKN, Kaltim), Pamukkulu (Sulsel), Ameroro (Sultra), Suntuk (NTB), Temef (NTT), dan Tiu (NTT). Masih ada 10 lainnya, yang sudah dimulai tapi dipastikan penyelesaiannya pasca-2024.(sumber: Indonesia.go.id)