Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.349 Triliun di Akhir 2023
RedaksiBali.com – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa utang luar negeri Indonesia mencapai posisi US$407,1 miliar atau setara dengan Rp6.349 triliun pada akhir kuartal IV/2023. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 0,2 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ULN tersebut utamanya dipengaruhi oleh transaksi ULN sektor publik serta pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal IV/2023 mencapai US$196,6 miliar atau tumbuh sebesar 5,4 persen, meningkat dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ULN pemerintah ini disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, terutama dari pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan program dan proyek pemerintah. Selain itu, peningkatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional juga ikut mendukung pertumbuhan ULN pemerintah.
Penggunaan ULN pada kuartal terakhir 2023 fokus untuk mendukung belanja prioritas pemerintah, termasuk sektor kesehatan, sosial, administrasi pemerintah, pertahanan, jaminan sosial, pendidikan, dan konstruksi. Erwin menekankan bahwa posisi ULN pemerintah relatif aman dengan sebagian besar ULN memiliki tenor jangka panjang.
Di sisi lain, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9 persen pada kuartal IV/2023, melanjutkan tren kontraksi pada kuartal sebelumnya. Kontraksi pertumbuhan ULN swasta terutama disebabkan oleh lembaga keuangan dan perusahaan non-keuangan. Sektor industri pengolahan, jasa keuangan, pengadaan listrik, gas, dan pertambangan menjadi kontributor utama ULN swasta.
Meskipun ULN Indonesia terbilang tinggi, BI dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,7 persen, yang didominasi oleh ULN jangka panjang.
Pertumbuhan ULN Indonesia yang terjadi pada kuartal IV/2023 sebesar 0,2 persen yoy menunjukkan kinerja yang stabil. Meskipun ada pertumbuhan ULN pemerintah, kontraksi pertumbuhan ULN swasta menjadi perhatian. Pemerintah dan BI perlu terus memantau dan mengelola ULN dengan bijak, terutama ULN swasta yang mengalami kontraksi. Langkah-langkah yang tepat perlu diambil untuk memastikan stabilitas ekonomi dan keuangan negara tetap terjaga.
Bank Indonesia dan Pemerintah juga perlu terus mendorong pertumbuhan ekonomi domestik agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap ULN. Upaya untuk meningkatkan investasi dalam negeri, mendorong sektor ekspor, dan mengembangkan sektor industri menjadi langkah yang penting dalam mengurangi risiko ULN yang terlalu tinggi.
Selain itu, penting bagi pemerintah untuk terus meningkatkan efisiensi dalam penggunaan ULN. Pembiayaan program dan proyek pemerintah perlu dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara.
Dalam menghadapi tantangan ULN, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ULN juga sangat penting. Informasi yang jelas dan terbuka mengenai penggunaan ULN, tingkat bunga, tenor, dan risiko yang terkait akan membantu investor dan masyarakat untuk memahami dan memantau perkembangan ULN Indonesia.
Secara keseluruhan, pengelolaan ULN luar negeri Indonesia perlu dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Kerjasama antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam memantau dan mengelola ULN sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan ULN Indonesia dapat terus dikendalikan dan berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negara.