Ramalan Asing: Masa Depan Indonesia di Bawah Kepemimpinan Prabowo Subianto
RedaksiBali.com – Pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto akan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia untuk periode 2024-2029 bersama dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden. Kepemimpinan baru ini telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk lembaga think tank asing yang memberikan analisis mengenai masa depan Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.
Beberapa lembaga dari Inggris dan Amerika Serikat, seperti Chatham House, Foreign Policy (FP), dan Brookings Institute, telah mengeluarkan prediksi dan pandangan mereka mengenai arah kebijakan politik dan ekonomi Indonesia ke depan, serta bagaimana Prabowo akan memposisikan Indonesia di tengah persaingan global antara Amerika Serikat dan China.
Analisis Chatham House: Prabowo Tidak Akan Jadi “Proksi” Jokowi
Menurut analisis Ben Bland, Direktur Asia-Pasifik dari Chatham House, meski Prabowo Subianto memenangkan pemilu dengan dukungan dari Jokowi, dia tidak akan memerintah sebagai proksi Jokowi. Prabowo diperkirakan akan membawa pendekatan kepemimpinannya sendiri yang akan mempengaruhi tidak hanya Indonesia, tetapi juga kawasan Asia Tenggara, terutama di tengah persaingan antara AS dan China.
baca juga:
Selain itu, Bland menekankan bahwa meski Jokowi masih memiliki tingkat dukungan publik yang tinggi (80%), hal itu tidak akan secara otomatis berkontribusi pada pengaruh politiknya setelah dia meninggalkan jabatannya. Prabowo, dengan dukungan politik yang kuat, kemungkinan akan menarik lebih banyak elite politik dan taipan yang sebelumnya berada di pihak Jokowi.
Foreign Policy: Kebijakan Ekonomi dan Sikap Prabowo di Panggung Internasional
Foreign Policy (FP), dalam artikel berjudul How Will Prabowo Lead Indonesia?, menyoroti kebijakan ekonomi Prabowo yang cenderung populis. Salah satu contohnya adalah rencana peningkatan subsidi, termasuk program makanan sekolah yang berpotensi meningkatkan defisit fiskal Indonesia.
Di sisi internasional, FP mencatat bahwa Prabowo akan melanjutkan komitmen Jokowi untuk menentang kebijakan deforestasi Eropa yang dinilai merugikan Indonesia. Dalam forum internasional, Prabowo bahkan secara tegas mengkritik negara-negara Eropa atas sejarah kolonial mereka yang telah menyebabkan kerusakan hutan Indonesia.
Selain itu, FP menilai bahwa Prabowo mungkin akan mengambil pendekatan independen dalam politik luar negeri, mirip dengan mantan Presiden Soeharto, dengan menyeimbangkan hubungan antara negara-negara besar seperti AS dan China. Meskipun ada ketegangan di Laut China Selatan, Prabowo tetap mendekati Beijing karena alasan pragmatis, terutama terkait investasi.
Brookings Institute: Prabowo dan Tantangan Hilirisasi hingga Korupsi
Brookings Institute dalam artikelnya Reflection on Jokowi's Legacy and Prabowo's Presidency menyoroti bahwa Prabowo akan melanjutkan program hilirisasi mineral yang digagas oleh Jokowi serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Prabowo juga akan didorong untuk melanjutkan program "Indonesia Emas 2025", sebuah inisiatif industrialisasi besar yang diharapkan tercapai pada peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
Meski begitu, Brookings mengingatkan bahwa Prabowo akan menghadapi tantangan besar dalam memberantas korupsi, yang bisa menjadi hambatan utama bagi iklim investasi di Indonesia. Upaya menjaga transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan akan sangat penting untuk menarik investor dan menjaga kestabilan ekonomi.
Masa Depan Indonesia di Tangan Prabowo Subianto
Dengan analisis dari berbagai lembaga internasional, tampak jelas bahwa pemerintahan Prabowo akan menghadapi berbagai tantangan, baik domestik maupun internasional. Dari menjaga hubungan dengan negara-negara besar hingga menanggulangi isu korupsi, masa depan Indonesia akan sangat ditentukan oleh kepemimpinan Prabowo yang pragmatis dan kebijakannya dalam menghadapi persaingan global.