Berita PolitikPolitikPolitik dan Pemerintahanpolitik Indonesia

Banyak Target Jokowi Selama Jadi Presiden Tidak Tercapai dan Perlu di Evaluasi!

RedaksiBali.com – Selama periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terdapat sejumlah target pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Namun, banyak dari target tersebut yang diperkirakan tidak akan tercapai. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, mengungkapkan dalam rapat bersama Komisi XI DPR bahwa dari 16 indikator utama, hanya beberapa yang berhasil mencapai target, sementara sebagian besar indikator, khususnya dalam sektor ekonomi dan kesejahteraan sosial, mengalami hambatan.

1. Indikator Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi: Target RPJMN untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2-6,5% tidak tercapai, dengan capaian tahun 2023 hanya sebesar 5,05%. Kenaikan ini terhambat oleh beberapa faktor, termasuk dampak pandemi yang menekan perekonomian global dan domestik.

Pertumbuhan Investasi: Investasi menjadi motor penggerak ekonomi yang diharapkan, namun target pertumbuhan sebesar 6,6-7% tidak terpenuhi dengan capaian hanya 4,4%.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Kontribusi Industri Pengolahan: Dalam RPJMN, TPT ditargetkan antara 3,6-4,3%, namun saat ini mencapai 5,32%, menunjukkan perlambatan dalam penciptaan lapangan kerja. Sementara, kontribusi sektor industri pengolahan yang menjadi pilar ekonomi Indonesia hanya mencapai 18,67%, lebih rendah dari target 21%.

baca juga:

Sindiran Golkar ke PDIP: Kok Baru Sekarang Barani Pecat Jokowi?

Pramono Anung dan Rano Karno Menangi Pilgub Jakarta 2024: Unggul di Seluruh Wilayah

Jokowi Buka Suara Soal Statusnya di PDIP: Sindiran ‘Partai Perorangan’ Mengundang Perhatian Publik

PDIP Desak Jokowi Kembalikan KTA: Haruskah Mengikuti Jejak Maruarar Sirait?

2. Indikator Kesejahteraan Sosial

Tingkat Kemiskinan: Salah satu fokus utama adalah pengentasan kemiskinan. Namun, tingkat kemiskinan yang ditargetkan berada di angka 6-7% belum tercapai, dengan capaian saat ini 9,36%.

Rasio Gini: Indikator ini mencerminkan tingkat kesenjangan ekonomi. Target rasio gini dalam RPJMN adalah 0,36, namun angka kesenjangan ekonomi masih berada di 0,388, menunjukkan belum maksimalnya upaya untuk mengurangi disparitas ekonomi.

Nilai Tukar Petani (NTP): Di sisi lain, NTP telah berhasil mencapai target dengan nilai 112,46, melampaui baseline 100,90. Peningkatan NTP ini menandakan adanya peningkatan pendapatan bagi petani dibandingkan harga barang-barang konsumsi di pedesaan.

3. Indikator Energi dan Pangan

Ketersediaan Beras: Ketahanan pangan menjadi isu yang krusial, namun target ketersediaan beras sebesar 46,8 juta ton tidak tercapai, dengan realisasi hanya sebesar 38,32 juta ton pada 2023.

Penurunan Emisi GRK: Capaian dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berhasil melampaui target, dengan penurunan emisi sebesar 27,82%, dibandingkan target 27,27%.

Energi Baru Terbarukan (EBT): Porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional ditargetkan mencapai 23% dalam RPJMN, namun hanya mencapai 13,21%, menandakan perlunya dorongan lebih besar dalam adopsi EBT.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Rata-rata Lama Sekolah: Salah satu indikator SDM yang tercapai adalah rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, namun angka partisipasi pendidikan tinggi tidak tercapai, yang menunjukkan tantangan dalam akses pendidikan lanjut.

Prevalensi Stunting dan Angka Kematian Ibu: Upaya penurunan stunting pada balita belum mencapai target, meski angka kematian ibu per 100.000 kelahiran berhasil menunjukkan penurunan sesuai dengan target.

5. Kesimpulan Evaluasi dan Tantangan ke Depan

Rachmat Pambudy menyampaikan bahwa hasil evaluasi kinerja ini menggambarkan tantangan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan ke depan. Faktor eksternal seperti pandemi dan perlambatan ekonomi global memiliki dampak besar terhadap pencapaian target pembangunan. Selain itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan, pengurangan kesenjangan, dan percepatan investasi pada sektor-sektor produktif masih menjadi prioritas yang perlu diperkuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *