InternasionalKonflikKonflik Internasional

Putin Meraih Kemajuan Besar di Ukraina, Kyiv Mulai Tertekan

RedaksiBali.com – Kemajuan militer Rusia di Ukraina semakin menguat, menyebabkan kekhawatiran di Kyiv. Pasukan Rusia telah berhasil merebut kota strategis Avdiivka, memaksa Ukraina untuk mundur. Tidak hanya itu, mereka terus memperluas pengaruhnya di sekitar kota tersebut.

Menurut laporan CNN International dan analisis dari DeepStateMap, Kemajuan militer Rusia secara perlahan tapi pasti menguasai desa-desa di sekitar Avdiivka. Hal ini memicu peringatan dari pejabat senior militer Ukraina tentang potensi ancaman terhadap jalur pasokan Kyiv.

Salah satu kota yang menjadi perhatian adalah Chasiv Yar, dekat dengan Bakhmut, yang sebelumnya telah direbut oleh Moskow. Menurut Letkol Nazar Voloshyn, juru bicara komando Khortytsia Ukraina, Moskow tampaknya bermaksud untuk menguasai wilayah tersebut untuk memotong jalur pasokan air, yang vital bagi Kyiv.

baca juga ….

Putin Teken Doktrin Nuklir Baru: Rusia Siap Gunakan Senjata Nuklir untuk Lindungi Kedaulatan

Biden Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan ATACMS

Mengapa Kerusuhan di Amsterdam Lebih Tepat Disebut Gerakan Anti-Zionisme daripada Anti-Semitisme?

Sistem S-300 Iran Gagalkan Serangan F-35 Israel, Temuan Intelijen Menyebut Tantangan Baru

Tidak hanya Avdiivka dan Chasiv Yar, kota-kota lain seperti Kostiantynivka, Kramatorsk, Sloviansk, dan Druzhkivka juga berisiko diserang jika Moskow berhasil memperluas wilayahnya.

Namun, ada cahaya di ujung terowongan bagi Ukraina. Setelah lima bulan menunggu, bantuan militer senilai US$ 61 miliar dari Amerika Serikat akhirnya disetujui. Ini termasuk aset pertahanan udara dan amunisi yang akan memperkuat posisi Ukraina di medan perang.

Menurut Yurii Fedorenko, komandan kompi drone penyerang Achilles Ukraina, dua bulan ke depan akan menjadi periode kritis. Pasukan Rusia, menyadari bahwa Ukraina akan segera diperkuat, mungkin akan meluncurkan serangan sebelum bantuan tersebut benar-benar tiba.

Perang antara Rusia dan Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022. Putin mengklaim serangan tersebut sebagai respons terhadap niat Ukraina untuk bergabung dengan NATO, yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap kepentingan Rusia. Selain itu, ia juga berupaya untuk merebut wilayah Donetsk dan Luhansk untuk 'membebaskan' masyarakat etnis Rusia yang menurutnya dianiaya oleh pemerintah Ukraina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *