EkonomiPeluang Usaha

Made Teja, Pionir Budidaya Porang di Buleleng

Direktur PT Porang  Bali Dewata, Made Teja, S.Sos (kanan)

REDAKSIBALI.COM – Tanaman porang merupakan jenis umbi-umbian tergolong dalam spesies Amorphophallus muelleri.. Tanaman ini masih serumpun dengan suweg dan walur.. Di Bali ada yang menyebut tanaman ini dengan nama  iles-iles..

Di bawah bendera PT Porang  Bali Dewata, Made Teja, S.Sos,  menjadi pioner pembudidayaan porang di Kabupaten Buleleng. Karenanya saat ini  budidaya  tanaman porang berkembang baik di Kabupaten Buleleng,

Made Teja menceritakan, pada Rabu ( 22/7 2020) di Hotel Puri Bedahulu,  Lovina, HKTI Kabupaten Buleleng mengadakan  rapat pengurus. Di sini Teja yang merupakan Direktur PT Porang  Bali Dewata  mendapat  kesempatan mempresentasi tentang budidaya porang.

Made Teja menyebutkan seorang pemulung dari Madiun, Jawa Timur menjadi milioner karena porang.  Pemulung itu bernama  Paidi

“Di Madiun, di sana ada pemulung menjadi milioner. Kita masih punya sepeda motor, kita masih punya mobil, kenapa tidak bisa tanam porang karena alasan tidak punya uang, itu bohong,” tandas Teja mengawali presentasinya.

Mantan anggota DPRD Kabupaten Buleleng ini  memandang budidaya porang membutuhkan perhatian dari  pemerintah provinsi dan Kabupaten di Bali.

Teja mengajukan saran agar  HKTI Bali dan Buleleng untuk melakukan komunikasi dengan pemerintah. Tujuannya agar pemerintah daerah  memberikan perhatian terhadap pembudidayaan porang. Alasannya karena porang sangat mudah dibudidayakan dan menghasilkan keuntungan yang luar biasa.

“Kalau HKTI memfasilitasi petani porang seperti yang dipaparkan Ketua HKTI Bali dan memberikan anggaran bagi pengembangan budidaya porang, maka Buleleng akan menjadi kaya raya,” papar Teja.

Bahkan Teja menantang HKTI Bali bila mampu mendatangkan subsidi dari pemerintah Rp 2 miliar saja, maka ia akan memberi persen hasil penjualan porang Rp 1 juta per 100 kg.

“Kalau HKTI mampu mendatangkan bantuan dari pemerintah atau dari investor Rp 2 miliar saja, maka akan kasih persenan Rp 1 juta per satu kuintal,” tantang Teja.

Pada kesempatan yang sama, Budi Mandala, pendamping petani budidaya porang di Buleleng, menjelaskan bahwa animo masyarakat untuk melakukan budidaya porang sangat besar. “Di Buleleng memang animo masyarakat sangat besar. Karena memang dari tahun 2019 porang itu sudah viral seluruh Indonesia karena ada mas Paiti yang mantan pemulung menjadi milioner,” paparnya.

Budi menuturkan bahwa tanaman porang sangat menjanjikan karena eksportir porang terus bertambah. Demikian pula pabrik yang mengolah hasil porang pun terus bertambah dari tahun ke tahun.

“Dan untuk pemain eksportir sendiri tiap tahun bertambah, dan pabrik juga tiap tahun bertambah. Di data kami, di Jawa sendiri ada 10 pabrik dan di Tiongkok ada 100 pabrik. Dan saya dapat informasi dari teman di Jawa Barat bahwa ada grup investasi turun ke Indonesia untuk porang,” ungkap Budi lagi.

Ketua DPD HKTI Kabupaten Buleleng, I Ketut Mertaya, menyatakan dukungan terhadap pengembangan dan pembudidayaan porang di Buleleng. Mertaya menyatakan HKTI siap memfasilitasi kepentingan petani porang dengan pemerintah untuk mendapatkan perhatian. (**GR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *