Potensi Tinggi, Wisata Surfing di Keramas dan Kedungu Butuh Pengelolaan yang Lebih Baik
REDAKSIBALI.COM – Pantai Kedungu di desa Belalang, Tabanan dan pantai Keramas di desa Keramas, Gianyar memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan wisata surfing. Beberapa hal yang mendukung hal ini yakni faktor banyaknya wisatawan dan kondisi alam yang sangat mumpuni.
Kebanyakan ombak-ombak yang menjadi potensi ekonomi di pantai tersebut tersebut belum dikelola dengan baiK. Komunitas peselancar lokal juga belum memahami perlunya perlindungan sumber daya sekitar area peselancar.
Hal itu disampaikan I Putu Sugiantara dari Youth Conservation Initiative (YCI) Bali saat memaparkan hasil penelitian riset surfonomic di Desa Keramas, Gianyar, hari Kamis (18/3).
Untuk mengoptimalkan potensi yang ada, peneliti menyarankan perlunya konsolidasi komunitas setempat, pemerintah desa, dan masyarakat penggiat selancar. Selain itu perlu ada pemetaan kawasan selancar.
Penelitian dengan judul ‘Analisis Manfaat dan Potensi Pengembangan Wisata Selancar di Desa Keramas, Gianyar dan Belalang Tabanan, Bali, Indonesia’ juga dipaparkan di kantor Desa Desa Belalang, Tabanan pada hari Jumat (19/3). Pemaparan hasil penelitian ini dihadiri Perbekel, Komunitas peselancar lokal seperti Keramas Board Rider dan Kedungu Surf Shack, dan perwakilan dari Conservation International (CI) Indonesia
Sugiantara menyebutkan bahwa penelitiannya berfokus pada analisis manfaat dan potensi pengembangan wisata selancar di dua desa, untuk mencari keterkaitan pariwisata terhadap kesadaran masyarakat dan komunitas terhadap pelestarian sumber daya pesisir. Sugiantara menjelaskan pemaparan hasil penelitian ini bertujuan untuk mendapat masukan sehingga penelitian yang dilakukan oleh YCI menjadi lebih sempurna.
Perbekel Desa Keramas Gianyar dan Desa Belalang mengapresiasi penelitian yang dilakukan anak-anak muda yang tergabung dalam YCI Bali ini. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar bagi desa untuk membuat perencanaan pengelolaan wisata selancar yang bisa bermanfaat bagi perekonomian desa.
I Made Iwan Dewantama dari CI Indonesia menyatakan Riset CI Indonesia di Uluwatu tepatnya di Suluban dan Padang-Padang pada tahun 2014 menunjukkan bahwa pariwisata selancar mampu memberikan dampak ekonomi hingga mencapai Rp. 490 milyar setahun dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 243.939 orang setahun.
Menurut Iwan Dewantama riset surfonomic oleh YCI Bali menjadi bagian dari Program Konservasi berbasis selancar yang diinisiasi oleh CI Indonesia dengan dukungan mitra sejak tahun 2019. Kegiatan ini berfokus untuk melakukan perlindungan sumber daya pesisir dan ekosistemnya misal terumbu karang di sekitar lokasi-lokasi yang memiliki potensi ombak yang baik untuk selancar.
“Dalam riset yang telah dilakukan CI, di sekitar lokasi dengan ombak yang baik untuk selancar, terdapat area-area yang memiliki potensi terumbu karang yang relatif dalam kondisi baik. Untuk itu, diperlukan upaya perlindungan sumber daya di sekitar lokasi potensi ombak yang dilakukan oleh komunitas sekitar melalui peraturan desa setempat,” kata Iwan Dewantama (GR, ar)