Webinar, Mengupas Sesana Menarikan Rangda
REDAKSIBALI.COM – Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) Pengda Bali bekerja sama dengan Yayasan Prabu Capung Mas, Peradah, dan Asosiasi Media Siber Indonesia akan menggelar webinar Pewaris Adat Bali, Sasana Tari Rangda. Kegiatan ini digelar pada Sabtu, (6/3/2021 ).
“Webinar ini tidak untuk menyalahkan siapa-siapa, tapi lewat webinar ini bisa memberikan pemahaman apa yang boleh dan tidak khususnya saat menari rangda yang sifatnya sakral,” kata Ketua Panitia Webinar, I Putu Eka Mahardika dalam konferensi pers di Kubu Kopi hari Kamis (4/3/2021)
Lebih lanjut Eka mengatakan kegiatan ini digelar untuk memberikan pemahaman kepada sanggar yang menarikan rangda agar mengetahui sesana atau etika dalam menari rangda.
Webinar akan menghadirkan tiga orang narasumber yakni Dr. I Komang Indra Wirawan akademisi dari Universitas Mahadewa Indonesia., seniman Mangku Nyoman Ardika (Sengap) seorang dan penari rangda Mangku Kadek Serongga.
Ketua Kagama Pengda Bali, I Gusti Ngurah Agung Diatmika saat memberi keterangan didampingi Pengurus Kagama Pusat Anak Agung Gede Putra, Putu Suasta, Arya Suharja dan Rofiqi Hasan .Diatmika menyampaikan Kagama mendukung kegiatan webinar ini. “Banyak yang belum paham bagaimana sasana menarikan tarian rangda. Termasuk saya sendiri belum paham mengenai hal ini. Melalui webinar nantinya akan tersosialisasikan apa yang boleh dan tidak boleh dalam menarikan tari rangda,” ujarnya
Pembina Yayasan Prabu Capung Mas, Made Pria Dharsana berharap kedepannya nanti tidak ada korban saat menari rangda. Dirinya juga berharap Webinar bisa menghasilkan rekomendasi yang akan disampaikan kepada pangemong budaya termasuk PHDI dan MDA Bali.
Mangku Nyoman Ardika yang dikenal dengan nama panggung ‘Sengap’ menjelaskan narasumber akan menyampaikan materi sesuai dengan bidangnya masing-masing. “Saya sendiri akan membawakan materi pada wilayah rohani saat menarikan rangda, siapa yang boleh menari rangda dan kapan waktunya,” ujarnya
Menurut Sengap, topik tarian rangda ini menjadi menarik dibahas karena kini banyak muncul penari rangda usia muda, bahkan ada istilah penari rangda ‘ketus pungsed,. Bahwkan rangda kini juga mengikuti tren jaman dimana ada rangda ikut tik tokan. (GR)