PT Timah (TINS) Pacu Proses Hilirisasi Bahan Baku Timah
Lonjakan harga timah menjadi berkah pada semester I/2022, Laba bersih periode itu menembus Rp1,08 triliun, tercatat tumbuh 301 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan semester I/2021 yang hanya Rp270 miliar.
Sebagai Perbandingan pendapatan TINS dari tahun ke tahun : – Tahun 2022 : + Rp 1,08 Triliun Semester I – Tahun 2021 Rp 1.3 Triliun / tahun – Tahun 2020 : Rp 341 Miliar / Tahun Berdasarkan laporan keuangan TINS per Juni 2022, Total pendapatan operasi mencapai Rp7,47 triliun, tercatat naik 27,3 persen yoy ketimbang capaian per Juni 2021 di angka Rp5,87 triliun.
Baca Juga :
Perbandingan Pendapatan , logam timah mengambil porsi pendapatan Rp5,91 triliun per Juni 2022 dari Rp4,97 triliun per Juni 2021. Pendapatan dari pertimahan lain, yaitu tin chemical mengambil porsi Rp786,58 miliar dari sebelumnya Rp432,99 miliar, serta tin solder dengan porsi Rp216,3 miliar dari sebelumnya Rp120,4 miliar. pendapatan dari segmen non-timah pun kompak tumbuh, Batu bara mengambil porsi pendapatan Rp306,4 miliar dari sebelumnya Rp169,7 miliar, nikel pun naik menjadi Rp91,9 miliar dari sebelumnya Rp72,9 miliar.
Industri tin chemical dan tin solder, industri hilir timah yang ditopang anak usaha bertajuk PT Timah Industri. Penguatan anak usaha ini juga merupakan upaya TINS ikut andil dalam ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV)