Berita PenerbanganNasionalTransportasi

Pilot dan Kopilot Batik Air Diduga Tertidur di Tengah Penerbangan: KNKT Membeberkan Detail Investigasi

RedaksiBali.com – Insiden yang mengejutkan di dunia penerbangan kembali terjadi ketika KNKT Membeberkan Detail Investigasi dugaan bahwa pilot dan kopilot Batik Air tertidur di tengah penerbangan dari Kendari ke Jakarta pada 25 Januari 2024.

Menurut laporan investigasi yang diposting oleh KNKT, pesawat yang terlibat dalam insiden tersebut adalah penerbangan ID6723 Batik Air, menggunakan Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LUV. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Haluoleo, Kendari, menuju Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

Pilot dan kopilot, yang keduanya adalah warga negara Indonesia dan memiliki Lisensi Pilot Angkutan Udara (ATPL), diduga mengalami kelelahan. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa keduanya sebelumnya telah mengoperasikan penerbangan Jakarta-Kendari pada pagi yang sama. Kopilot bahkan mengalami gangguan tidur karena harus merawat bayinya yang masih sangat kecil.

Dalam temuan awalnya, KNKT Membeberkan Detail Investigasi menemukan bahwa pesawat tersebut mengalami serangkaian kesalahan navigasi yang disebabkan oleh ketidakmampuan pilot dan kopilot dalam menjaga kesadaran selama penerbangan. Meskipun hasil tes medis menunjukkan bahwa keduanya dalam kondisi fisik yang baik, kelelahan mental dan kurangnya istirahat tampaknya mempengaruhi kinerja mereka.

baca juga ….

Menggagas Pajak Berkeadilan: Batalkan Kenaikan PPN dan Tax Amnesty, Fokus pada Pajak Kekayaan dan Pajak Karbon

Kenaikan PPN 12 Persen: Kelas Menengah Terhimpit dari Segala Penjuru, Apa Solusinya?

Fenomena Ajakan “Frugal Living” untuk Memprotes Kenaikan PPN 12 Persen: Dampak dan Implikasinya

Mengurai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Menyengsarakan: Analisis Profesor Unpad

Selain itu, KNKT juga menyoroti kurangnya panduan yang jelas dalam prosedur pengoperasian pesawat, terutama terkait dengan pemeriksaan kokpit. Panduan yang ada tidak memberikan detail yang memadai tentang frekuensi pemeriksaan kokpit, yang dapat mengakibatkan kelalaian dalam memeriksa kondisi pesawat dan kesiapan awak.

Meskipun pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat di Jakarta tanpa adanya kerusakan atau cedera pada penumpangnya, insiden ini menyoroti pentingnya kesadaran dan kewaspadaan awak pesawat dalam menjaga keselamatan penerbangan.

KNKT menekankan perlunya pengembangan prosedur yang lebih ketat dan pemantauan yang lebih baik terhadap kesehatan dan kesiapan awak pesawat dalam menghadapi situasi serupa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *