TPNPB-OPM Umumkan Perang di Tiga Wilayah Papua: Ancaman Serius bagi Keamanan
RedaksiBali.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali mengumumkan rencana penyerangan yang akan dilakukan secara gabungan oleh tiga Komando Daerah Pertahanan (Kodap). Juru bicara Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyatakan bahwa Kodap VIII Intan Jaya, Kodap XIII Paniai, dan Kodap XVIII Puncak Ilaga telah sepakat untuk melancarkan perang di wilayah mereka.
Rencana Penyerangan Terkoordinasi
Sebby Sambom, dalam percakapan telepon dengan Tempo pada Sabtu malam, 25 Mei 2024, mengungkapkan bahwa ketiga wilayah tersebut akan menjadi medan pertempuran. “TPNPB-OPM dari tiga wilayah ini sudah membuat suatu kesepakatan untuk mereka akan lawan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa peperangan akan berlangsung di tiga wilayah itu sebagai hasil kerja sama beberapa komando daerah pertahanan.
Serangan di Paniai: Awal dari Eskalasi
Sebelumnya, TPNPB-OPM yang juga dikenal sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB) oleh TNI-Polri, telah melancarkan serangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah. Serangan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei tersebut melibatkan pembakaran 12 bilik kios dan beberapa bangunan sekolah. Kejadian ini memicu bentrokan dengan aparat gabungan TNI-Polri.
Detil Pembakaran dan Konfrontasi Bersenjata
Menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Ignatius Benny Ady Prabowo, bangunan sekolah yang dibakar meliputi gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sekolah dasar, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) YPPGI Kepas Kopo. Insiden ini terjadi pada pukul 02.55 WIT, Rabu, 22 Mei, yang kemudian diikuti oleh kontak senjata dengan aparat keamanan.
Sebby juga melaporkan bahwa seorang anggota TPNPB-OPM dari Kodap VIII Intan Jaya, Detius Kogoya (21), tewas tertembak setelah terkepung oleh TNI-Polri dan kehabisan amunisi. "Iya, jelas. Malam itu baku tembak. Dia terkepung, kebetulan kehabisan peluru," kata Sebby.
Strategi Gerilya TPNPB-OPM
TPNPB-OPM menyatakan akan terus menggunakan strategi gerilya dalam peperangan ini. Sebby yakin bahwa dengan taktik ini, pasukan mereka akan mampu bertahan dan bahkan mencapai tujuan revolusi mereka. "Dengan gerilya kami bisa bertahan dan bisa menangkap revolusi," tegasnya.