Penembakan Senus Lepitalen oleh TPNPB-OPM: Klarifikasi dan Kronologi
RedaksiBali.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah melakukan Penembakan Senus Lepitalen, seorang warga Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Insiden ini menambah ketegangan di wilayah tersebut, yang telah lama menjadi area konflik antara TPNPB-OPM dan pemerintah Indonesia.
Klarifikasi dari Pihak Berwenang
Kepala Satuan Tugas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz, Ajun Komisaris Besar Bayu Suseno, dengan tegas membantah tuduhan bahwa Senus Lepitalen adalah anggota intelijen pemerintah Indonesia. “Dari dulu mereka kalau bunuh masyarakat sipil selalu alasan intel TNI. Padahal realitasnya masyarakat sipil,” ujar Bayu saat dihubungi oleh Tempo pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Bayu menjelaskan bahwa Senus Lepitalen sebelumnya pernah menjadi korban kekerasan oleh TPNPB-OPM. Tahun lalu, Senus adalah salah satu korban dalam insiden penganiayaan dan penyanderaan yang melibatkan karyawan PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (PT IBS) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada 12 Mei 2023.
Tuduhan dari TPNPB-OPM
Sebaliknya, juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengklaim bahwa Senus ditembak mati karena diduga sebagai agen intelijen pemerintah Indonesia. Menurut laporan dari Papua Intelligence Service (PIS), korban diduga mencari informasi mengenai pergerakan pasukan TPNPB-OPM di wilayah Pegunungan Bintang.
"Dia mencari informasi terhadap pergerakan pasukan TPNPB-OPM di wilayah Pegunungan Bintang," ujar Sebby Sambom pada Sabtu, 8 Juni 2024. TPNPB-OPM telah mendeklarasikan Pegunungan Bintang sebagai wilayah perang antara mereka dan aparat sejak 2017. Sebby menegaskan bahwa tindakan ini adalah bentuk perlawanan terhadap Indonesia dalam upaya menuntut kemerdekaan Papua Barat. "Ini peringatan keras kepada semua orang yang berada di Papua untuk segera berhenti menjadi agen Indonesia," tambahnya.
Kronologi Penembakan
Kasatgas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Faizal Ramadani, menjelaskan bahwa Penembakan Senus Lepitalen terjadi pada Kamis pagi. Saat itu, Senus sedang berada di depan perapian rumahnya untuk menghangatkan diri ketika ia mendengar suara ketukan pintu. Begitu ia membuka pintu, ia langsung ditembak dengan senjata api laras pendek di bagian dada.
"Korban ditembak dengan senjata api laras pendek di bagian dada," ujar Faizal pada Jumat, 7 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara. Senus kemudian disemayamkan di rumah duka di kampung Calap, Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Implikasi dan Situasi di Lapangan
Insiden ini menambah daftar panjang kekerasan di wilayah Pegunungan Bintang yang telah lama menjadi pusat konflik antara TPNPB-OPM dan aparat keamanan Indonesia. Pihak TPNPB-OPM terus menyatakan bahwa mereka akan melakukan tindakan tegas terhadap siapa pun yang mereka anggap sebagai agen pemerintah Indonesia. Sebaliknya, pihak berwenang Indonesia berupaya untuk mengklarifikasi dan meredam tuduhan yang dilontarkan oleh TPNPB-OPM.
Konflik yang berkepanjangan ini mencerminkan kompleksitas situasi di Papua, di mana tuntutan kemerdekaan dan upaya mempertahankan kedaulatan oleh pemerintah Indonesia terus berbenturan. Masyarakat sipil sering kali menjadi korban dalam ketegangan ini, baik melalui penindakan oleh aparat maupun aksi kekerasan oleh kelompok bersenjata.