Terjawab: Ke Mana Sebenarnya Para Pengungsi Rohingya yang Hilang?
RedaksiBali.com – Para pengungsi etnis Rohingya yang tiba-tiba menghilang dan meninggalkan kamp kosong di Kabupaten Langkat kini terjawab. Sebelumnya, sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan kondisi kamp pengungsi Rohingya yang kosong di Langkat, Sumatera Utara. Lima dari 62 pengungsi di Gedung Nasional, Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, melarikan diri, dan hingga kini satu orang masih belum ditemukan.
Latar Belakang Pengungsi Rohingya di Langkat
Puluhan pengungsi Rohingya yang berada di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, awalnya berjumlah 51 orang yang masuk ke perairan Langkat pada 22 Mei 2024. Mereka kemudian dikumpulkan di Gedung Nasional. Pada 23 Mei 2024, 11 pengungsi tambahan tiba, sehingga total pengungsi mencapai 62 orang.
Mengapa Mereka Melarikan Diri?
Menurut Kanit Reskrim Polsek Tanjung Pura, Iptu Kaspar Napitupulu, para pengungsi melarikan diri dengan alasan mencari makan karena makanan yang diberikan kurang. Empat orang pengungsi berhasil diamankan kembali, sementara satu orang masih hilang.
Kekhawatiran Warga Lokal
Warga Kecamatan Tanjung Pura merasa resah dengan keberadaan dan kaburnya para pengungsi Rohingya. Mereka khawatir para pengungsi mungkin mencuri atau mengganggu ketertiban. Keluhan dari masyarakat setempat mencerminkan ketidaknyamanan dengan situasi ini, terutama karena pengungsi ditempatkan di Gedung Nasional tanpa bantuan material yang memadai.
Kondisi di Aceh
Di Aceh, situasi para pengungsi Rohingya juga memprihatinkan. Video yang viral menunjukkan kamp pengungsi yang kosong di Kompleks Perkantoran Bupati Aceh Barat setelah 27 pengungsi terakhir dibawa kabur oleh penyelundup manusia. Sebelumnya, mereka yang selamat dari insiden kapal tenggelam di perairan Aceh Jaya ditempatkan di sana. Banyak dari mereka ditemukan tewas atau hilang di laut.
Tindakan Pemerintah dan Lembaga Internasional
Protection Associate UNHCR Indonesia, Faisal Rahman, membenarkan bahwa semua pengungsi Rohingya telah dibawa kabur dari kamp di Aceh Barat. Mereka diperkirakan dibawa ke Sumatera Utara dengan tujuan akhir Malaysia. Sebanyak 43 pengungsi telah diberikan identitas pengenal oleh UNHCR, tetapi mereka tetap tidak bisa mengurus dokumen resmi seperti paspor.
Penjagaan dan Penanganan di Lapangan
Kepala Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Barat, Azim NG, mengungkapkan bahwa pengungsi dibawa kabur saat hujan lebat menjelang subuh ketika petugas penjagaan tertidur. Kamp tersebut kini kosong dan petugas membersihkan lokasi yang ditinggalkan pengungsi. Kendaraan yang digunakan untuk membawa pengungsi terlihat di depan Kantor Bupati Aceh Barat sebelum kejadian.
Keberadaan pengungsi Rohingya di Indonesia, baik di Langkat maupun Aceh, menghadirkan tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Penanganan yang kurang memadai dan kekhawatiran akan keselamatan mereka menjadi isu utama. Diperlukan koordinasi lebih lanjut antara pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi serta ketertiban umum.