Seteru Berubah Menjadi Sekutu: AHY dan Moeldoko Bersatu dalam Kabinet Jokowi
RedaksiBali.com – Kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Negara telah membawa Partai Demokrat kembali ke pangkuan pemerintahan, serta mempertemukan AHY dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Keduanya pernah terlibat dalam perseteruan yang mencuat pada Maret 2021, namun kini duduk dalam satu kabinet, menggambarkan perubahan dinamika politik yang menarik.
Kongres Luar Biasa (KLB) dan Perseteruan
Pada Maret 2021, Partai Demokrat dilanda konflik internal yang mencuat lewat Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara. KLB tersebut menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai, menggantikan AHY. Meskipun terpilih secara aklamasi pada Kongres V di JCC Senayan, AHY dan kubu Demokratnya masih harus berhadapan dengan klaim kepengurusan dari kubu Moeldoko.
Konflik ini mengakibatkan partai terbelah menjadi dua kubu: kubu Moeldoko yang mendukung hasil KLB dan kubu AHY yang menolaknya, merujuk pada ketidaksesuaian dengan AD/ART Partai Demokrat. Upaya untuk mengesahkan hasil KLB tersebut tidak berhasil, setelah Menteri Hukum dan HAM menolak pendaftarannya karena dokumen yang diajukan tidak lengkap.
Keterlibatan Pihak Luar dan Penolakan
Peneliti Siti Zuhro menilai keterlibatan pihak luar dalam KLB Partai Demokrat tidak memiliki nilai moral politik. Konflik ini menciptakan anomali politik dan demokrasi, karena tidak sesuai dengan prosedur yang diatur dalam AD/ART Partai Demokrat.
Reda Setelah Putusan Mahkamah Agung
Konflik mereda setelah Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali kepengurusan Partai Demokrat versi KLB, memastikan AHY sebagai pemenang. Moeldoko, yang sekarang juga menjadi bagian dari Kabinet Jokowi, mengonfirmasi alasan ketidakhadirannya saat pelantikan sebagai pembicara Badan Pangan PBB, FAO Asia Pasifik.
AHY dan Moeldoko Bersatu
Kini, AHY dan Moeldoko duduk dalam satu kabinet, menunjukkan perubahan dinamika politik. Perseteruan yang pernah menghangat telah berganti menjadi dukungan, mirip dengan transformasi perseteruan antara Jokowi dan Prabowo menjadi saling mendukung.