Potensi Terhambat Rencana TNI Kirim Pasukan ke Gaza Oleh Negara Pemilik Hak Veto
RedaksiBali.com – Rencana TNI Kirim Pasukan Gaza dalam misi kemanusiaan gabungan menghadapi tantangan signifikan, terutama dari negara-negara pemilik hak veto di Dewan Keamanan PBB. Hal ini disampaikan oleh Agus, pejabat TNI, yang menyoroti berbagai aspek kesiapan personel dan materiel serta dukungan anggaran sebagai elemen krusial untuk menyukseskan keputusan politik tersebut.
Kesiapan dan Koordinasi dengan Kementerian Terkait
TNI telah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa kementerian terkait, termasuk Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan, pada 27 Mei dan 3 Juni 2024 di Jakarta. Rapat ini bertujuan untuk mempersiapkan segala aspek yang dibutuhkan dalam misi kemanusiaan ke Palestina.
Dukungan Internasional dan Operasi Gabungan
Misi TNI Kirim Pasukan Gaza direncanakan sebagai Joint Humanitarian Operation atau operasi kemanusiaan gabungan, dengan dukungan dari Panglima Angkatan Bersenjata Singapura dan Australia yang sudah menyatakan kesiapannya untuk bergabung dalam operasi ini.
“Yang sudah confirm Panglima Singapura, dan Panglima Australia siap Joint Humanitarian Operation,” ujar Agus.
Mandat dan Resolusi PBB
Untuk melaksanakan operasi kemanusiaan ini, dibutuhkan mandat dan resolusi dari PBB. Agus menjelaskan bahwa TNI sedang menunggu keputusan resmi dari PBB untuk memulai pengiriman pasukan. Selain itu, Kementerian Pertahanan juga tengah mengurus berbagai izin prinsip dan berkoordinasi dengan Cyprus, Uni Eropa, dan Amerika Serikat untuk penggunaan dermaga apung sementara di daerah operasi.
Persiapan Pasukan dan Fasilitas Kesehatan
Mabes TNI telah menyiapkan pasukan dengan ketentuan pledging ke PBB. Selain itu, rumah sakit lapangan dan kapal rumah sakit juga sudah siap untuk diberangkatkan setelah mendapatkan keputusan pemerintah. Rencana pembentukan Brigade Komposit dengan jumlah personel antara seribu hingga tiga ribu telah dipersiapkan untuk mendukung operasi ini.
"Kami akan membentuk empat batalyon dalam Brigade Komposit ini: Batalyon support, Batalyon Zeni untuk rekonstruksi, Batalyon Kesehatan untuk evakuasi dan rehabilitasi, serta Batalyon Bek untuk logistik dan masak. Kami juga menyiapkan sekitar 50 observer," tambah Agus.
Pernyataan Prabowo Subianto di Shangri-La Dialogue 2024
Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam sesi Special Address di forum IISS Shangri-La Dialogue 2024, menyoroti pentingnya dialog diplomatik dan solidaritas nasional dalam menyikapi konflik di Ukraina dan Palestina, khususnya situasi di kota Rafah, Palestina. Serangan udara Israel ke tenda-tenda pengungsi di Rafah yang menyebabkan banyak korban jiwa telah menuai kecaman internasional.
"Saya ingin menyoroti peristiwa tragis terbaru di Rafah yang telah menyebabkan banyak korban jiwa yang tidak bersalah, termasuk anak-anak, perempuan, dan warga sipil tak bersenjata. Insiden ini mendorong kita untuk segera menyerukan investigasi menyeluruh terhadap bencana kemanusiaan ini," kata Prabowo dalam keterangan resmi Biro Humas Setjen Kemhan.
Komitmen Indonesia terhadap Perdamaian
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mendukung gencatan senjata yang komprehensif dan permanen sebagai langkah penting menuju solusi nyata untuk perdamaian antara Israel dan Palestina. Dia juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia siap untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian serta tenaga medis untuk mengoperasikan rumah sakit lapangan di Gaza, dengan persetujuan semua pihak terkait.
"Indonesia juga sangat bersedia mengevakuasi dan merawat warga Palestina yang terluka dan membutuhkan perawatan di rumah sakit Indonesia. Kami bersedia mengevakuasi hingga 1.000 pasien dalam waktu dekat jika situasi memungkinkan," lanjut Prabowo.
Prabowo juga menekankan pentingnya nasionalisme yang seimbang dengan kemanusiaan, serta patriotisme yang dilunakkan dengan kebijaksanaan dan penghormatan terhadap semua warga dunia. Dalam forum tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa kolaborasi adalah satu-satunya cara untuk mencapai kesejahteraan dan harmoni.
Dengan dukungan internasional dan persiapan matang, TNI siap untuk menjalankan misi kemanusiaan ke Gaza. Namun, tantangan dari negara-negara pemilik hak veto di DK PBB serta persyaratan mandat resmi dari PBB menjadi faktor penting yang perlu diatasi untuk merealisasikan operasi ini. Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung perdamaian dan kesejahteraan di Palestina melalui upaya diplomatik dan kemanusiaan.