Atdikbud Tokyo Dukung Tunas Muda Indonesia Berkuliah di Negeri Sakura
REDAKSIBALI.COM – Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno mendukung para pelajar Indonesia yang ada di Negeri Sakura untuk membantu rekan-rekannya melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Hal ini disampaikan Atdikbud Yusli pada saat Persatuan Pelajar Indonesia Komisariat Kobe (PPI Kobe) menyelenggarakan Seminar dan Pertemuan (gathering) Penerima Beasiswa Tunas Indonesia Jepang (TIJ) Gelombang (Batch) XII.
Penyelenggaraan seminar ini, kata Atdikbud Yusli merupakan salah satu program kerja PPI Kobe yang dirintis sejak 2006, pascagempa Yogyakarta dengan Program Foster Parents PPI Kobe. Yusli mengatakan, setelah sempat vakum dari 2008 hingga 2010, Tunas Indonesia Jepang kembali dengan Beasiswa TIJ. “Beasiswa ini berasal dari donasi para anggota dan alumni PPI Kobe, serta pelajar dan pekerja Indonesia di Jepang,” ujar Atdikbud Yusli ketika dihubungi secara terpisah pada Kamis (3/3).
Untuk kita ketahui, Beasiswa TIJ diperuntukkan bagi pelajar SMA dan sederajat kelas XI dan XIII yang berprestasi namun berasal dari keluarga yang kurang mampu. Atdikbud Yusli menjelaskan, dari tahun 2010 hingga 2021, beasiswa ini sudah membantu 470 pelajar Indonesia dari seluruh Indonesia. Kemudian, pada 2021, TIJ memberikan beasiswa kepada 33 pelajar dari 440 pendaftar yang berasal dari 27 provinsi.
Acara seminar dan gathering yang bertajuk “Ayo Kuliah! Raih Mimpimu” ini, bertujuan untuk memotivasi para penerima beasiswa agar selalu memberikan yang terbaik. Dipandu oleh Adi Ariffianto, penyelenggaraan seminar dan gathering ini dibuka secara resmi oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia di Osaka, Diana ES Sutikno.
Diana menyampaikan bahwa TIJ merupakan salah satu langkah untuk mendukung perubahan di tanah air. Diana berharap, para penerima beasiswa dapat memanfaatkan beasiswa dengan sebaik-baiknya guna mendukung kebutuhan sekolah.
“Gunakanlah setiap kesempatan yang ada untuk meraih mimpimu. Jangan lupa selalu berdoa dan memohon restu kedua orang tua agar apa yang dicita-citakan dapat diraih,” pesan Diana sambil menceritakan pengalaman dan perjalanan hidupnya untuk memotivasi penerima beasiswa, pada Kamis (17/2).
Pada sesi pertama, hadir dua pembicara yakni Andi Sujadmiko dan Yosia Sandy Pabia. Andi merupakan penerima beasiswa TIJ Batch II dan III yang telah berhasil menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan bekerja pada sebuah perusahaan di Jakarta.
Dalam kesempatan ini, Andi menyampaikan tips dan trik memasuki perguruan tinggi impian kepada para penerima beasiswa TIJ. “Pendidikan tinggi merupakan salah satu investasi masa depan. Nilai akademik yang tinggi saja tidak cukup, tapi perlu mengembangkan kemampuan diri dan ketrampilan nonteknis (soft skills),” ucap Andi.
Sementara itu, Yosia yang saat ini tengah menempuh studi di Kobe University, menceritakan pengalamannya saat belajar di sekolah kedinasan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Pada sesi selanjutnya, PPI Kobe menghadirkan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM yang juga alumni Kobe University Ahmad Hamim Sadewa serta Atdikbud Yusli Wardiatno sebagai pembicara. Ahmad Hamim menjelaskan secara rinci progam studi yang tersedia serta proses seleksi masuk menjadi mahasiswa UGM, sekaligus memaparkan peluang beasiswa yang dapat didaftar oleh Penerima Beasiswa TIJ Batch XII.
Sedangkan Atdikbud Yusli memberikan semangat kepada para mahasiswa untuk bermimpi melanjutkan kuliah di Jepang sambil menyebut berbagai kelebihan kuliah di luar negeri. “Ada beberapa kelebihan kuliah di luar negeri, yakni kualitas pendidikan yang baik dan berkualitas, serta peluang dalam meningkatkan jejaring global yang sangat penting untuk peningkatan karier dan pengetahuan. Selain itu, kuliah di negara lain juga membantu membangun rasa percaya diri yang merupakan salah satu kunci kesuksesan di masa depan,” urai Yusli.
Akan tetapi, Yusli mengingatkan sebagai generasi muda harus ingat bahwa tujuan utama kuliah di mana pun haruslah bermuara untuk kepentingan Indonesia. Selanjutnya, Atdikbud Yusli juga menyampaikan perkiraan biaya untuk melanjutkan pendidikan di Jepang dan jenis-jenis beasiswa yang dapat digunakan untuk sekolah di Jepang. Dalam penutup paparannya, Atdikbud Yusli berpesan bahwa pendidikan adalah alat atau senjata paling hebat yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.
Merespons hal tersebut, Atase Pertahanan KBRI Tokyo Andi Nur Abadi menambahkan bahwa semangat untuk mengalahkan kekurangan atau keterbatasan dalam meraih cita-cita merupakan hal yang harus dimiliki setiap individu. Dalam acara ini, turut hadir perwakilan penerima beasiswa Batch XII, yakni Andi Lisnaini dari Sulawesi Selatan dan Kadek Yuki Darlena dari Bali. Tak ketinggalan, Wiwin Ls Effendi selaku wakil dari donatur juga turut hadir pada acara ini. (Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi)