Surplus Neraca Dagang RI Lampaui Konsensus Meski Ekspor-Impor Turun
Surplus Neraca Dagang RI Lampaui Konsensus Meski Ekspor-Impor Turun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia surplus 3,94 miliar dolar AS pada April 2023 (vs. Mar 2023: 2,83 miliar dolar AS, Apr 2022: 7,56 miliar dolar AS).
Realisasi ini melampaui estimasi konsensus yang memperkirakan surplus 3,38 miliar dolar AS, sekaligus menandai surplus neraca dagang selama 36 bulan berturut-turut.
Nilai ekspor pada April 2023 turun -17,62% MoM dan -29,4% YoY menjadi 19,29 miliar dolar AS, melanjutkan penurunan bulan sebelumnya sekaligus menjadi penurunan terdalam sejak Februari 2009.
Penurunan nilai ekspor secara bulanan dipengaruhi momen libur Lebaran, sedangkan secara tahunan dipengaruhi turunnya harga komoditas yang menyebabkan tren penurunan ekspor terus berlanjut.
Seluruh sektor mengalami kontraksi, dengan industri pengolahan (manufaktur) turun -21,5% MoM dan -31,95% YoY. Sementara itu, 3 komoditas dengan penurunan nilai ekspor terbesar adalah logam mulia dan perhiasan yang turun 573,4 juta dolar AS (-52,3% MoM), bahan bakar mineral turun 547,9 juta dolar AS (-12% MoM), serta lemak dan minyak hewani/nabati turun 451,5 juta dolar AS (-20,45% MoM).
Penurunan juga dialami oleh nilai impor pada April 2023 sebesar -25,45% MoM dan -22,32% YoY menjadi 15,35 miliar dolar AS. Penurunan impor secara tahunan melanjutkan penurunan dalam 2 bulan sebelumnya, sekaligus menjadi yang terdalam sejak Oktober 2020. Seluruh jenis penggunaan barang mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan.
Impor barang modal (-36,66% MoM) mengalami penurunan bulanan yang paling dalam, sedangkan penurunan tahunan terdalam adalah impor bahan baku/penolong ( -25,33% YoY).
Secara kumulatif hingga 4M23, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 16,05 miliar dolar AS. Ekspor turun -7,61% YoY menjadi 86,35 miliar dolar AS, dengan impor turun lebih dalam sebesar -8,19% YoY menjadi 70,3 miliar dolar AS.