Daerah

Ogoh-Ogoh Dibongkar karena Sound System: AWK Siap Bantu Warga Tuntut Keadilan

RedaksiBali.com – Video penertiban penggunaan sound system pada Ogoh-ogoh saat perayaan Pengerupukan di Pemerintah Kota Denpasar telah mengundang perhatian besar. Sidak yang dilakukan oleh pemerintah setempat dan kepolisian menyebabkan banyak sound system harus dibongkar, dianggap mengganggu ketertiban dan ketenangan warga.

Menyikapi tindakan tersebut, Arya Wedakarna atau lebih dikenal dengan AWK, merasa bahwa waktu pelaksanaan sidak tidak tepat. Menurutnya, larangan tersebut seharusnya diberlakukan jauh sebelum hari perayaan, bukan pada saat yang bersangkutan.

Melalui akun Instagram-nya, @aryawedakarna, AWK menyatakan keberatannya terhadap tindakan tersebut. AWK menegaskan bahwa secara hukum, tidak ada yang boleh melarang penggunaan sound system yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Namun, ia menyatakan kesediaannya untuk menggunakan alat musik Gamelan sebagai pengiring Ogoh-ogoh.

Meskipun demikian, ia menekankan bahwa jika sound system dibongkar, pemerintah Kota Denpasar dan pihak terkait harus bertanggung jawab atas kerugian yang timbul. Menurut AWK, pemerintah boleh melarang penggunaan sound system, tetapi harus menyediakan solusi berupa ganti rugi karena pengadaan sound system membutuhkan biaya.

AWK juga menjanjikan bantuan kepada warga yang merasa dirugikan akibat pembongkaran sound system tanpa ganti rugi. Lebih lanjut, AWK menegaskan kesiapannya untuk membantu para pemuda di Banjar yang menjadi korban dari pembongkaran tersebut. Ia siap membantu mereka untuk menuntut keadilan, bahkan sampai ke tingkat yang lebih tinggi, seperti menghadap Kapolri atau Panglima TNI.

Dengan sikap tegas dan komitmen untuk membela hak-hak warga, AWK menunjukkan dukungan dan kesolidanannya terhadap masyarakat Bali dalam menjaga tradisi dan kepercayaan mereka.

baca juga ….

Dua Turis Tewas Tertimpa Pohon di Monkey Forest Ubud: Cuaca Buruk dan Risiko di Bali

Pemkab Badung, Buleleng dan Jembrana Raih Praja Anindita Mahottama

Menyelamatkan Bali dari Kiamat Plastik: Optimalisasi Pajak Turis untuk Solusi Sampah di 2025

Kenapa Bali Masuk Daftar Destinasi yang Tidak Disarankan untuk Dikunjungi pada 2025?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *