Hubungan InternasionalInternasionalKonflik Internasionalkonflik rusia ukrainaKonflik Ukraina

Biden Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Senjata AS,Prancis Mendukung

RedaksiBali.com – Presiden Joe Biden telah memberikan izin kepada Ukraina serang Rusia menggunakan amunisi Amerika Serikat. Namun, izin ini terbatas pada wilayah perbatasan dekat Kharkiv. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap kemajuan signifikan yang dibuat Rusia di sekitar kota tersebut.

Serangan Terbatas di Perbatasan Kharkiv
Menurut laporan dari CNN, Biden memberikan izin serangan terbatas setelah Rusia membuat kemajuan signifikan di sekitar Kharkiv, yang terletak di bagian timur laut Ukraina dan dekat dengan perbatasan Rusia. “Presiden baru-baru ini mengarahkan timnya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok AS untuk tujuan serangan balasan di Kharkiv,” kata seorang pejabat AS kepada CNN pada Jumat (31/5/2024).

Kebijakan Baru dan Tekanan Internasional
Perubahan kebijakan ini menandai sebuah langkah baru dalam strategi AS, yang sebelumnya melarang penggunaan senjata AS untuk menyerang wilayah Rusia. Perubahan ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional dari sekutu dekat AS, yang mendesak agar kebijakan tersebut diubah. Namun, izin serangan terbatas ini hanya berlaku di sekitar Kharkiv, dan Ukraina belum meminta izin lebih luas dari itu.

baca juga ….

Suriah di Ambang Perubahan: Kejatuhan Bashar al-Assad dan Langkah Strategis Iran

Kapal Perang Rusia Tembaki Helikopter Jerman di Laut Baltik: Apakah Perang Dunia III di Ambang Pecah?

Zelensky Pertimbangkan Serahkan Wilayah ke Rusia Demi Akhiri Perang: Langkah Kontroversial Menuju Perdamaian?

Dampak Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia: Mengubah Strategi Global NATO dan Amerika Serikat

Dukungan Senjata dan Pembatasan
AS juga memberikan senjata anti-pesawat kepada Ukraina, yang telah digunakan untuk menghilangkan ancaman pesawat Rusia di wilayah udara Ukraina dan Rusia. Meskipun demikian, larangan untuk menggunakan rudal jarak jauh ATACMS tetap diberlakukan. Rudal ini mampu mencapai target sejauh 300 kilometer dan dianggap terlalu berisiko untuk digunakan melawan Rusia.

Sikap Sekutu Eropa
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengisyaratkan kesediaan untuk menyesuaikan kebijakan pemerintah dalam menghadapi perubahan situasi di medan perang. Sikap ini juga didukung oleh sekutu utama Eropa. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa senjata Prancis yang dikirim ke Ukraina serang Rusia. "Kami pikir kami harus mengizinkan mereka untuk menetralisir situs militer tempat rudal ditembakkan," kata Macron.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa Ukraina diizinkan untuk mempertahankan diri selama mereka menghormati persyaratan yang diberikan oleh negara-negara pemasok senjata dan hukum internasional.

Kekhawatiran dan Dukungan NATO
Awalnya, pembatasan untuk tidak menyerang wilayah Rusia dengan persenjataan AS didasari oleh kekhawatiran pemerintahan Biden mengenai eskalasi perang. Namun, dengan tekanan dari sekutu Eropa dan kebutuhan mendesak Ukraina untuk mempertahankan Kharkiv, posisi ini mulai berubah. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, secara diam-diam mendesak AS dan negara-negara lain untuk memberikan Ukraina kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran di Rusia.

Dampak dan Masa Depan Kebijakan
Biden's keputusan ini mencerminkan tekanan diplomatik dan perubahan dinamika perang di Ukraina. Dengan mengizinkan serangan terbatas di Kharkiv, AS berharap dapat membantu Ukraina dalam mempertahankan wilayahnya dan menekan kemajuan militer Rusia. Kebijakan ini juga menegaskan komitmen AS untuk beradaptasi dengan kondisi perang yang terus berubah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *