BeritaInternasionalKonflikKonflik Internasionalkonflik israel-iranKonflik Israel-PalestinaKonflik Palestina-IsraelKonflik Timur Tengah

Hizbullah Serang Pangkalan Militer Israel: Iron Dome Jebol, 4 Tentara Tewas

RedaksiBali.com – Ketegangan antara Israel dan Hizbullah kembali memuncak setelah sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, gagal mencegat serangan dari milisi Hizbullah. Dalam insiden yang terjadi pada Minggu (13/10/2024), sebuah pangkalan militer Israel di dekat Haifa menjadi target serangan drone yang diluncurkan oleh kelompok militan Lebanon, Hizbullah. Akibatnya, empat tentara Israel dilaporkan tewas, sementara tujuh lainnya mengalami luka parah.

Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa serangan tersebut terjadi di bagian selatan kota pelabuhan Haifa, tepatnya di wilayah Binyamina. Serangan ini diklaim sebagai respons Hizbullah terhadap serangan udara Israel di wilayah Lebanon beberapa waktu sebelumnya. Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh IDF, disebutkan bahwa “UAV (pesawat nirawak) milik Hizbullah berhasil menghantam pangkalan militer yang berdekatan dengan Binyamina, mengakibatkan korban jiwa di pihak tentara kami.”

Insiden ini tidak hanya memunculkan kekhawatiran di kalangan militer Israel, tetapi juga menjadi titik penting dalam eskalasi konflik antara Israel dan kelompok-kelompok militan di kawasan tersebut. Sebelumnya, sirene serangan udara sempat berbunyi di wilayah tengah Israel setelah dua pesawat nirawak yang diluncurkan dari Lebanon terdeteksi masuk ke wilayah udara negara tersebut. Salah satu pesawat nirawak bahkan sempat menyebabkan kerusakan di utara Tel Aviv.

baca juga:

Jadwal Padat Piala AFF 2024: Strategi Shin Tae-yong dan Tantangan Rotasi Timnas Indonesia

Shin Tae-yong Beri Kode: Ivar Jenner dan Justin Hubner Siap Perkuat Timnas Indonesia di Semifinal ASEAN Cup 2024

Jadwal Siaran Langsung Myanmar vs Timnas Indonesia di AMEC 2024: Saksikan Langkah Awal Garuda di Grup B

Gus Miftah Mundur sebagai Utusan Khusus Presiden: Kontroversi, Teguran, hingga Petisi 250 Ribu Orang

Eskalasi Serangan antara Israel dan Hizbullah Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik yang semakin meluas antara Israel dan Hizbullah, menyusul perang antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, yang dimulai pada Oktober tahun lalu. Konflik Israel-Hamas memicu ribuan korban jiwa di Gaza, dengan laporan menyebutkan lebih dari 42 ribu warga sipil terbunuh akibat serangan masif Israel. Sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza, Hizbullah kemudian turut menyerang posisi militer Israel.

Ketegangan semakin memanas sejak September lalu, dengan intensitas serangan yang terus meningkat. Sebelumnya, ledakan besar di salah satu basis Hizbullah di Lebanon menewaskan hingga 39 orang, yang kemudian menjadi pemicu serangan balasan dari Hizbullah ke Israel. Dalam setiap serangan ini, Iron Dome milik Israel biasanya mampu mencegat sebagian besar proyektil yang diluncurkan oleh Hizbullah, meski beberapa berhasil menembus sistem pertahanan tersebut.

Dampak Serangan dan Respons Internasional Serangan-serangan antara Israel dan Hizbullah terus meningkat, dan setiap insiden selalu mengundang perhatian komunitas internasional. Militer Israel (IDF) telah meningkatkan kewaspadaan di sepanjang perbatasan dengan Lebanon, sambil tetap melancarkan operasi militer di Gaza. Di sisi lain, Hizbullah terus meningkatkan intensitas serangannya sebagai bagian dari solidaritas terhadap Palestina.

Konflik ini juga berdampak pada kondisi kemanusiaan di Lebanon, di mana ribuan orang tewas akibat serangan udara Israel. Wilayah perbatasan menjadi saksi dari serangkaian serangan balasan yang dilakukan oleh Hizbullah, dan situasi di kawasan tersebut semakin memprihatinkan.

Serangan drone Hizbullah yang menewaskan empat tentara Israel di Haifa menambah eskalasi ketegangan antara Israel dan kelompok militan Lebanon tersebut. Iron Dome, yang menjadi kebanggaan sistem pertahanan Israel, kembali terbobol, menunjukkan bahwa intensitas serangan Hizbullah semakin meningkat. Dengan semakin banyaknya korban jiwa di kedua belah pihak, konflik ini diperkirakan akan terus memanas di waktu mendatang, terutama mengingat hubungan yang semakin tegang antara Israel dan negara-negara di sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *