InternasionalKonflik Internasional

Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Ketegangan Meningkat

RedaksiBali.com – Militer Israel kembali melancarkan serangan terhadap Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon Selatan. Serangan ini menambah ketegangan yang sudah memanas di kawasan perbatasan antara Israel dan Lebanon, di mana Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL) terus berada di garis depan menjaga perdamaian.

Pada Rabu (16/10), UNIFIL melaporkan bahwa militer Israel, menggunakan tank Merkava, menyerang salah satu menara pengawas PBB di dekat Kafer Kela. “Dua kamera hancur dan menaranya mengalami kerusakan,” demikian pernyataan resmi UNIFIL yang dilansir oleh Al Arabiya. Serangan ini bukanlah yang pertama kali, melainkan bagian dari serangkaian tindakan yang dilakukan Israel sejak memulai operasi darat di wilayah selatan Lebanon beberapa minggu lalu.

Klaim Israel dan Penolakan UNIFIL

Militer Israel mengklaim bahwa serangan mereka tidak secara langsung ditujukan kepada pasukan penjaga perdamaian PBB, melainkan untuk menargetkan kelompok Hizbullah yang beroperasi di wilayah tersebut. Namun, klaim ini dibantah oleh UNIFIL yang menuduh Tel Aviv sengaja menyerang posisinya. Dalam pernyataannya, UNIFIL menegaskan bahwa serangan tersebut tampaknya disengaja dan menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk mempertahankan keamanan personel serta properti PBB.

UNIFIL juga mengingatkan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghormati bangunan PBB yang tidak boleh diganggu gugat, serta menjamin keselamatan pasukan penjaga perdamaian.

baca juga:

Suriah di Ambang Perubahan: Kejatuhan Bashar al-Assad dan Langkah Strategis Iran

Kapal Perang Rusia Tembaki Helikopter Jerman di Laut Baltik: Apakah Perang Dunia III di Ambang Pecah?

Trump Ancam Tarif 100% untuk Anggota BRICS: Perebutan Dominasi Ekonomi Global

Zelensky Pertimbangkan Serahkan Wilayah ke Rusia Demi Akhiri Perang: Langkah Kontroversial Menuju Perdamaian?

Kecaman Internasional

Serangan ini memicu reaksi keras dari berbagai negara, terutama dari Eropa. Beberapa negara Eropa yang berpartisipasi dalam misi UNIFIL mengecam tindakan Israel. Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, dijadwalkan akan mengunjungi Beirut pada Jumat (18/10) sebagai bentuk keprihatinan terhadap situasi yang semakin genting. Italia adalah salah satu negara yang memiliki kontribusi besar dalam misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

Tidak hanya negara-negara Eropa, sekutu dekat Israel, Amerika Serikat (AS), juga menyatakan keprihatinannya terhadap serangan ini. AS mengecam keras tindakan Israel yang telah melukai personel penjaga perdamaian serta tentara Lebanon, termasuk lima tentara PBB dan dua tentara Lebanon yang tewas dalam serangan pekan lalu.

Dampak Serangan terhadap Pasukan Perdamaian

Serangan Israel ke wilayah Lebanon selatan telah menyebabkan korban luka di pihak UNIFIL, termasuk di antaranya dua tentara Indonesia yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian. Dalam insiden sebelumnya, beberapa tentara dari Indonesia mengalami luka-luka akibat gempuran tersebut. Selain itu, dua tentara Lebanon dilaporkan tewas, dan tiga lainnya mengalami luka-luka.

Meningkatnya serangan terhadap UNIFIL menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas, yang dapat memengaruhi stabilitas regional. Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon berperan penting dalam menjaga gencatan senjata yang rapuh di wilayah tersebut sejak konflik antara Israel dan Hizbullah pada 2006.

Dengan meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon, serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB menjadi perhatian dunia internasional. Kecaman demi kecaman terus berdatangan, menuntut Israel untuk menghentikan serangan terhadap UNIFIL dan menghormati hukum internasional yang menjamin keselamatan personel PBB. Situasi ini menuntut upaya diplomatik yang lebih kuat guna meredakan konflik dan mencegah potensi eskalasi yang lebih luas di Timur Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *