Jepang Peringatkan Ancaman Keamanan di Asia, Tanda Perang Semakin Jelas
RedaksiBali.com – Memanasnya situasi dan Ancaman Keamanan di Asia kini menjadi perhatian serius Jepang. Hal ini terungkap dari buku putih yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan Jepang pada Jumat, 12 Juli 2024. Buku ini menggarisbawahi berbagai ketegangan yang dipicu oleh tiga negara utama: China, Rusia, dan Korea Utara. Selain itu, situasi di Laut China Timur, Taiwan, serta keterlibatan Amerika Serikat (AS) juga menjadi sorotan.
Ketegangan dengan China dan Rusia
Dalam buku putih tersebut, Jepang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aktivitas militer gabungan antara China dan Rusia. Kapal-kapal dari kedua negara ini kerap terlihat di sekitar wilayah Jepang, yang dianggap sebagai unjuk kekuatan militer. “Ini merupakan kekhawatiran besar dari sudut pandang keamanan nasional,” demikian isi buku tersebut yang dikutip dari AFP.
Ancaman dari Korea Utara
Korea Utara juga menjadi sumber ancaman signifikan bagi Jepang. Negara tersebut sering melakukan uji coba rudal yang diarahkan ke wilayah Jepang, meningkatkan risiko keamanan nasional yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Aktivitas ini menambah kekhawatiran Jepang terhadap stabilitas regional.
Ketegangan di Laut China Timur dan Taiwan
China juga aktif mengirim kapal ke wilayah dekat pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur. Hal ini menegaskan ambisi militer China yang dianggap Jepang sebagai tantangan strategis terbesar. Peningkatan aktivitas militer di sekitar Taiwan juga menjadi perhatian serius, terutama terkait dengan risiko pertahanan yang meningkat.
"Komunitas internasional sedang menghadapi cobaan terbesar sejak Perang Dunia II dan persaingan antar negara, terutama antara AS dan China, akan semakin meningkat," demikian isi buku putih tersebut.
Langkah-langkah Pertahanan Jepang
Sebagai respons terhadap Ancaman Keamanan di Asia, Jepang berencana untuk melipatgandakan belanja pertahanannya hingga mencapai standar NATO, yaitu sebesar 2% dari PDB pada tahun 2027. Meskipun nilai yen yang jatuh dapat mengurangi daya beli, Jepang tetap berkomitmen untuk meningkatkan kekuatan militernya.
Selain itu, Jepang juga menjalin hubungan pertahanan yang lebih erat dengan negara-negara yang berpikiran sama di kawasan, termasuk Australia dan Korea Selatan. Pada hari Senin, Jepang menandatangani pakta pertahanan penting dengan Filipina, memungkinkan penempatan pasukan di wilayah masing-masing.
Namun, langkah ini tidak selalu berjalan mulus. Pada bulan ini, kapal perang Jepang tiba-tiba memasuki perairan teritorial China, memicu keluhan dari pemerintah Xi Jinping.
Penerbitan buku putih oleh Kementerian Pertahanan Jepang menggarisbawahi kekhawatiran besar terkait situasi keamanan di Asia. Peningkatan aktivitas militer oleh China, Rusia, dan Korea Utara menambah ketegangan di wilayah ini. Jepang, dengan langkah-langkah peningkatan belanja pertahanan dan aliansi strategis, berusaha untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi ancaman tersebut. Situasi ini menunjukkan betapa kompleks dan berbahayanya dinamika keamanan di Asia saat ini, yang memerlukan perhatian serius dari komunitas internasional.