HukumKriminal

Viral di Media Sosial! Oknum Ojek Paksa Bus Pariwisata Bayar Rp 100.000, Ini Penjelasan Pihak Kepolisian

RedaksiBali.com – Sebuah peristiwa tak terduga terjadi di Bandung yang melibatkan oknum ojek pangkalan (opang) yang secara paksa mengawal sebuah bus pariwisata dan memalak penumpang dengan meminta uang sebesar Rp 100.000. Kejadian ini menjadi viral di media sosial setelah sebuah video merekam insiden tersebut dan tersebar luas. Kejadian ini terjadi di kawasan Cikutra, Bandung, yang sempat menghebohkan masyarakat dan mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pihak kepolisian.

Kronologi Kejadian

Peristiwa bermula saat sebuah bus pariwisata melintas di kawasan Cikutra, Bandung. Tanpa koordinasi terlebih dahulu, beberapa oknum ojek pangkalan mendekati bus tersebut dan menawarkan jasa pengawalan dengan dalih membantu mengatasi jalan sempit yang biasa dilalui oleh bus pariwisata. Meski penumpang menolak tawaran tersebut, para opang tetap melanjutkan pengawalan bus tersebut dengan menggunakan sepeda motor.

Setelah bus tiba di kafe tujuan, yakni Kafe Detuik, para penumpang sempat memberikan uang sebesar Rp 50.000 sebagai bentuk terima kasih atas “pengawalan” tersebut. Namun, para pelaku menolak uang tersebut dan meminta jumlah yang lebih besar. Ketegangan semakin meningkat ketika bus hendak meninggalkan kafe. Para Oknum Ojek mencegat bus dan menghentikan perjalanan, memaksa penumpang untuk memberikan uang sebesar Rp 100.000 agar bus bisa melanjutkan perjalanan.

baca juga:

PT Timah Pecat Dwi Citra Weni yang Hina Honorer Pengguna BPJS Kesehatan

Muda-Mudi Diperas Rp2,5 Juta: Dua Polisi di Semarang Jadi Tersangka Pemerasan

Pungli di Bandara Soekarno Hatta: Semua Pejabat Imigrasi Dicopot, Apa yang Terjadi di Balik Laporan Warga China?

3 Siswa Keroyok Guru di Kelas! Netizen: Ini Sudah Kriminal!

Tanggapan Pihak Kepolisian

Kapolsek Cibeunying Kidul, Kompol Suparman, mengonfirmasi bahwa kejadian tersebut terjadi pada Rabu (5/2/2025). Pihak kepolisian segera mengamankan dan meminta keterangan dari tiga pelaku yang diduga terlibat dalam pemalakan ini. Menurut Suparman, kejadian ini disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara bus pariwisata dan pihak kafe. Biasanya, jika ada reservasi sebelumnya, ojek pangkalan memang akan mengawal bus agar tidak terjebak di jalan sempit yang padat penduduk.

“Memang biasanya ada koordinasi dengan pihak kafe dan ojek pangkalan jika bus sudah melakukan reservasi. Namun, dalam kasus ini, bus datang tanpa koordinasi, dan pengemudi ojek inisiatif mengawal tanpa izin,” jelas Suparman di Mapolsek Cibeunying, Kamis (6/2/2025).

Pengakuan Pelaku

Salah satu pelaku, Asep (39), yang berasal dari Pangkalan Ojek Bojongkoneng, memberikan pernyataan bahwa insiden ini terjadi akibat kurangnya koordinasi dengan pihak kafe. Ia juga meminta maaf kepada rombongan bus yang menjadi korban pemalakan tersebut. “Saya mewakili teman-teman meminta maaf atas kejadian ini. Ke depan kami akan lebih berhati-hati dan meminta izin terlebih dahulu jika ingin mengawal bus,” kata Asep.

Reaksi Pihak Kafe

Manajemen Kafe Detuik, yang menjadi tempat tujuan rombongan bus tersebut, juga memberikan tanggapan mengenai kejadian ini. Yusuf, perwakilan dari manajemen, mengungkapkan bahwa biasanya ada tarif khusus yang disepakati untuk pengawalan bus jika dilakukan melalui koordinasi terlebih dahulu. Namun, karena kejadian ini terjadi tanpa pemberitahuan, situasi ini menjadi tidak terkontrol.

“Biasanya, jika ada reservasi sebelumnya, bus akan dikawal oleh ojek setempat dengan tarif yang sudah disepakati. Tapi dalam kasus ini, bus datang tanpa koordinasi dan kemudian terlibat insiden ini,” ujar Yusuf.

Penyelesaian dan Langkah Selanjutnya

Pihak kepolisian terus melakukan pemeriksaan terhadap para pelaku untuk menyelidiki lebih lanjut apakah ada indikasi pemalakan yang melibatkan pihak lain. Mereka juga berencana untuk memanggil manajemen kafe untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai prosedur pengawalan yang seharusnya dilakukan.

Dampak Kejadian

Insiden pemalakan ini mengundang berbagai reaksi dari masyarakat, terutama setelah rekaman video kejadian tersebar luas di media sosial. Banyak netizen yang mengecam tindakan pemalakan tersebut dan meminta agar pihak berwenang memberikan sanksi tegas kepada para pelaku.

Ke depan, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pengawalan bus pariwisata untuk melakukan koordinasi yang jelas dan menghindari tindakan yang merugikan pihak lain. Kejadian ini juga menjadi pelajaran penting bagi pelaku usaha pariwisata, khususnya pengelola kafe dan ojek pangkalan, untuk selalu melakukan komunikasi yang transparan dengan pihak terkait demi mencegah insiden serupa.


Dengan menggunakan struktur yang mudah dipahami dan menyajikan informasi secara jelas dan terperinci, artikel ini diharapkan dapat menarik perhatian pembaca yang tertarik dengan kejadian-kejadian viral, masalah pemalakan, serta isu seputar pariwisata dan keamanan di Bandung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *