Hubungan dan KesehatanKesehatan

Sifat Gemar Selingkuh: Fakta atau Mitos Warisan Genetik?

RedaksiBali.com – Keberlanjutan isu perselingkuhan seringkali memunculkan pertanyaan: apakah sifat gemar selingkuh benar-benar dapat diwariskan secara genetik? Penelitian mengungkapkan bahwa ada keterkaitan perselingkuhan genetik, namun faktor lingkungan dan keputusan pribadi juga turut memainkan peran penting.

1. Keturunan dan Kecenderungan Selingkuh

Sebuah studi menunjukkan bahwa sebagian kecenderungan selingkuh pada pria (63%) dan wanita (40%) dapat diatribusikan kepada faktor genetik. Gen DRD4 dan AVPR1A disebut-sebut sebagai “cheating genes” yang memengaruhi kecenderungan ini.

2. Peran Gen DRD4 dan AVPR1A

Gen DRD4, yang terkait dengan produksi hormon dopamin, dan gen AVPR1A, yang mempengaruhi rasa percaya dan empati, menjadi faktor kunci dalam penelitian ini. Namun, penting untuk diingat bahwa varian dan ukuran dari gen-gen ini juga berperan dalam menentukan kecenderungan selingkuh seseorang.

baca juga :

Komnas KIPI Bantah Kabar Viral soal Detoksifikasi Vaksin Covid-19

5 Makanan Penambah Tenaga di Usia 50-an, Anti-Loyo!

Lonjakan COVID-19 di Singapura: Komisi IX DPR Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

BPJS Kesehatan Dihapus, Diganti KRIS. Apa Bedanya ?

3. Faktor Lingkungan dan Psikologis

Meskipun genetik dapat memengaruhi keinginan seseorang untuk selingkuh, faktor lingkungan, ekonomi, sosial, dan psikis juga ikut berperan. Misalnya, perilaku orang tua dapat menjadi contoh yang memengaruhi anak-anak, baik sebagai pelajaran setia atau sebaliknya.

4. Mencegah dan Mengatasi Perselingkuhan

Meskipun seseorang memiliki warisan genetik tertentu, itu tidak menjamin bahwa mereka akan menjadi pelaku perselingkuhan. Pribadi dan komitmen terhadap pernikahan tetap menjadi faktor penentu. Mencari kegiatan baru, menghindari kesempatan-kesempatan yang memicu perselingkuhan, dan memegang teguh komitmen dapat membantu mencegah dan mengatasi perselingkuhan.

5. Kesimpulan

Dalam hubungan antara Gemar Selingkuh dan faktor keturunan, penting untuk diingat bahwa kontrol penuh berada di tangan individu. Meskipun genetik dapat memberikan predisposisi, keputusan untuk setia atau selingkuh tetaplah pada diri sendiri. Dengan kesadaran akan faktor-faktor ini, setiap individu dapat membangun hubungan yang kuat dan setia, mengatasi potensi warisan genetik yang mungkin ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *